Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik idealis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Beda dari Moyen-Chari, Jember Kita Jauh Lebih Bagus dengan Berbagai Julukannya

21 Agustus 2021   18:24 Diperbarui: 21 Agustus 2021   18:42 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika browsing kata "Jember" di google, kita pastinya akan mendapati dua fakta. Fakta pertama, kata "Jember" mengacu pada salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Adapun fakta kedua, kata "Jember" mengacu pada salah satu kecamatan di region Moyen-Chari, Republik Chad, sebuah negara pedalaman di Afrika tengah utara yang masuk dalam kategori negara miskin (id.wikipedia.org).

Meskipun dua tempat ini terpaut yang sangat jauh hingga lintas benua, kenyataannya tidak sedikit pengguna facebook yang "salah alamat" menyebut kota asalnya. Beberapa kali penulis mendapati pengguna facebook yang menjadikan kota 'Jember, Moyen-Chari, Chad' sebagai kota asalnya. Padahal, sebenarnya mereka berasal dari Jember, Jawa Timur, Indonesia. Lantaran kurang teliti, mereka salah menyebut kota asalnya.

Nah, sehubungan dengan artikel ini yang membahas perihal kabupaten Jember (Jawa Timur), penulis susun beberapa julukan yang disematkan kepada kabupaten Jember dan sekaligus itu menjadi ciri khas dan potensinya. Apa saja itu? Berikut ini ulasannya.

1. Kota Santri

Julukan pertama untuk kota Jember ialah kota santri. Jember mendapat julukan seperti itu karena memiliki banyak pondok pesantren. Bahkan, pondok pesantren di Jember jumlahnya paling banyak nomor wahid di bandingkan kabupaten lain yang dikenal religius seperti 4 kabupaten di Pulau Madura.

Menurut data dari ditpdpontren.kemenag.go.id, ada 611 pondok pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jember. Jumlah ini sangat fantastis karena hampir dua kali lipat lebih banyak dari kabupaten Sampang yang menjadi kabupaten juara kedua yang paling banyak pondok pesantrennya. Inilah yang menjadi potensi Jember sebagai kota religius.

2. Kota Pandhalungan

Sebagai bagian dari wilayah tapal kuda Jawa Timur, Jember juga dijuluki sebagai kota pandhalungan. Hal itu karena terjadi proses asimilasi budaya dari 2 suku bangsa terbesar yang mendiami kota ini yaitu suku Jawa dan suku Madura. Oleh sebab itu, saat berkunjung ke Jember, Anda akan mendapati adanya percampuran budaya Jawa dan Madura.

Sebagai contoh, beberapa kosa kata bahasa Madura diadobsi dalam bahasa Jawa oleh masyarakat setempat. Misal, ketika menyebut 'jalan' untuk menyebut 'tempat untuk lalu lintas orang atau kendaraan', orang Madura menyebutnya dengan kata 'embung' sedangkan orang Jawa menyebutnya dengan kata 'embong'. Padalah, orang Jawa di daerah lain akan menggunakan kata 'dalan'. Contoh lain, dalam hal berbahasa, Anda akan mendapati sebagian orang berkomunikasi dengan bahasa Jawa tapi berlogat Madura.

3. Kota Pendidikan

Julukan ketiga untuk Jember ialah dikenal sebagai kota pendidikan. Latar belakang Jember mendapat julukan itu karena memiliki banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Beberapa perguruan tinggi yang terkenal yaitu Universitas Jember (Unej), Politeknik Negeri Jember (Polije), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, dan sebagainya. Di samping itu, Jember menjadi kota pendidikan urutan ketiga di Jawa Timur setelah Malang dan Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun