Mohon tunggu...
Striwicesa Antaratma Nimna
Striwicesa Antaratma Nimna Mohon Tunggu... -

Perempuan Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Bordeaux: Kedalaman Rasa Anggur

5 Maret 2012   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_174983" align="aligncenter" width="800" caption="Place de Quinconces - Bordeaux (private doc.)"][/caption] Ada kota-kota di dunia, di mana jalan dan gang terlihat serupa, di mana hawa udaranya mengingatkanmu akan kota lain, dan manusia yang melenggang di ruangnya terlihat sama saja dengan kota-kota lain. Namun di sana, di kota-kota seperti ini, sesuatu kadang menggelitik dalam-dalam inderamu. Turis dengan bahasa mereka masing-masing, gestur dan emosi di wajah, tapak-tapak kaki dan jejak langkah - atau bahkan mungkin bau pagar besi yang menyeruak. Seringkali, bahkan tanpa sadar - kita cenderung mencari originalitas yang niscaya dari macam-macam hal - dan suatu tempat. Arsitektur yang dipromosikan dan menjadi sekedar penarik minat wisata seperti kota tua yang bersejarah, gereja-gereja gothic - mesjid-mesjid oriental - mungkin juga kuil-kuil di luar bayangan - dan istana-istana eksotik atau plaza dengan sejarah genosida. Kebanyakan lain mungkin memilih perjalanan kuliner mencari makanan khas rumahan setempat, atau produk lokal tradisional. Seluruh paduan tanah, manusia, tradisi dan budaya yang mengawalnya, serta putaran waktu membentuk sempurna rupa kota yang sangat beragam. [caption id="attachment_174986" align="aligncenter" width="300" caption="La Porte Cailhau (private doc.)"]

1330933988180839111
1330933988180839111
[/caption] Berdiri di Utara pegunungan Pirenea, kulit Bordeaux menampilkan gestur Perancis Selatan yang khas dan lembutnya keindahan rentang lahan pegunungan. Kota itu sendiri terlukis apik oleh ruang-ruang yang tercipta karena tumpukkan kebaruan yang berkelindan dengan wajah kota tua. Seiring ledakan industri pariwisata di seluruh dunia, trotoar dan jalan serta kios-kios kecil atau kapel di kota menjadi atraksi tersendiri dengan cara yang unik. Orang-orang berhamburan keluar dari stasiun kereta; dengan koper-koper dan peta di tangan, suara jepretan kamera-kamera di sepanjang lapangan skateboard, dan keluarga-keluarga berpose di antara La Porte Cailhau. Bangunan-bangunan tua berjajar menghadap sungai, menyajikan tampilan fotografis yang cocok dipampang di kartu pos atau jurnal perjalanan. Namun di luar segala animo wisata dan komodifikasi industri; darah Bordeaux - adalah kentalnya rasa anggur yang mengaliri pembuluh darahnya melalui setiap organ menuju jantung; di mana benihnya meledak menghasilkan wine yang mengaliri SungaiGaronne. Gigitan pertama: Bordeaux itu kelat, sepat. Rasa yang akrab sekaligus asing sebegitu rupa muncul sebagai kesan pertama. Kesan serupa namun tak sama datang dari keramaian orang di sekitar dan di seberang jalan, trotoar dan gang-gang kecil. Pria dan wanita, anak lelaki dan perempuan - dengan busana musim dingin rapat hingga leher dan senyum-senyum liburan yang renyah. Batu dan aspal, bata dan mortar. Gereja-gereja gothic dan struktur beton, gang dan boulevard. Kios penjual pizza dan kebab, bar, kafe dan restoran. Di atas semuanya, teriknya mentari yang bersinar tak bisa mengalahkan dinginnya udara musim dingin. Sensasi kedua: Bordeaux itu renyah, dan manis - dengan sedikit sengatan lemon dan ranumnya madu. Tidak hanya menggodamu untuk menjelajahinya lebih jauh, Rupa tampak dan deretan bangunan menawarkan pemandangan menarik berlayar tipikal Eropa. Toko-toko kecil yang manis, toko-toko roti dengan aroma croissant, lini-lini garis diboulevard, dan rangkaian bunga tangan dari toko kembang berjalinan satu sama lain. Semua itu memunculkan sentimentalitas tersendiri, walaupun bau amis tetap tercium dari lubang riol yang terbuka, puntung-puntung rokok bertebaran menjadi penghias trotoar, dan asap kendaraan yang menghitam bergumul di putihnya langit jalanan. [caption id="attachment_174988" align="aligncenter" width="600" caption="Night market food-kiosk (private doc.)"]
13309341241307363218
13309341241307363218
[/caption]
Peran ketiga: Bordeaux memiliki beberapa biji di pusatnya. Pusat wisata menghadirkan kemegahan struktur antik bersamaan dengan deretan kios dan toko kecil dengan taburan mesin gastronomik yang menggoda. Penanda jalan dan pemberhentian trem menunjukkanlandmark kota, petunjuk khusus bagi sekelompok orang dari belahan bumi yang lain, atau para backpacker yang berkelana tanpa peta. Warna-warni macaroon yang menangkap pandangan dan tumpukan kouignette menghiasi tampilan jendela toko di ujung jalan; dilengkapi sebuah mesin fondue yang meluapkan cokelat panas. Sensasi aroma itu sendiri tercipta dari deretan toko kue, bistro, dan chocolatier - memanjakanmu dengan kombinasi sempurna ringannya rempah, mentega di atas croissant, gula beku, bau kacang di biskuit, dan pekatnya cacao yang memabukkan. Sensasi yang kaya itu seperti biji anggur yang tak bisa kita kecap langsung, tapi mencipta gerbang menuju rentang waktu yang lain. Jantung yang meledak: Bordeaux adalah wine. Mengalir seperti Sungai Garonne yang mendefinisikan kota ini secara geografis, wine adalah jantung Bordeaux. Terselimuti dan dilingkupi oleh area-area perkebunan anggur, siapapun dapat mengendus anggur di udara Bordeaux, seandainyapun mereka tidak minum wine. Rasa sejati yang artistik meresap pekat; dari puri-puri keluarga dan perkebunan anggur mereka, serta botol-botol dalam gudang penyimpanan bawah tanah, sebuah kamus lengkap yang mengintisari. Mulai dari banyaknya jenis red wine hingga white wine, rose atau wine berkarbonat; dengan aroma rempah, rasa buah, atau ranum kacang; ringan, hangat, atau pekat dan elegan - sebuah kedigdayaan alam yang terkunci dalam botol. Disajikan dengan gelas-gelas tipikal dengan warna dan teksturnya sendiri, seseorang dapat melihat wine di manapun di atas meja restoran, bistro, dan kafe di seluruh penjuru Bordeaux. Sementara lebih dan makin banyak bir disajikan di kebanyakan kota-kota Eropa sekarang ini, Bordeaux adalah cerita yang sama sekali lain. Sebuah cerita; buku dengan lembar-lembar kosong untuk ditulisi. Bordeaux - adalah satu dari beberapa kota di mana segalanya tampak biasa, sekaligus menggelitik indera kita dengan segalanya. Barcelona, 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun