Dalam peranannya bagi kehidupan manusia, tentunya segala aktivitas yang dilakukan dari mulai bangun tidur sampai mengistirahatkan tubuh bergantung dengan cara kerja otak yang memberi perintah agar sistem indera kita berfungsi dalam menunjang aktivitas sehari-hari yang kita lakukan.Â
Utamanya adalah indera pernapasan dan penciuman, penglihatan, pendengaran sampai kepekaan dalam melakukan semua aktivitas sehari-hari.Â
Segala sumber dari penentu hal yang ingin kita lakukan berproses di otak yang menghasilkan sensitivitas bagi kita manusia baik secara internal maupun eksternal.Â
Tentunya sensitivitas tersebut dihasilkan melalui sistem saraf pada otak dan hasil distribusinya dapat berbagai macam bentuknya terutama pada sisi emosional.Â
Termasuk kedalam sifat tempramental dari sisi biologis karena berkaitan dengan kesadaran serta kemampuan dalam individu HSP mengimbangi lingkungan serta aktivitas sosial.Â
Highly Sensitive Person (HSP) atau dapat dikenali dengan Sensory Processing Sensitivity merupakan salah satu bentuk kepribadian yang mengacu terhadap sensitivitas seseorang terhadap stimulus yang dimiliki internal maupun eksternal yang termasuk juga kedalam representasi isyarat emosional dan sosial yang dimiliki seorang individu yang sensitivitasnya lebih tinggi.Â
Serta dari literatur yang diteliti, 20-30% populasi manusia memiliki Sensory Processing Sensitivity yang tinggi berdasarkan dari genetik maupun lingkungan.Â
Dan dari hal tersebut tentunya berdampak kepada kepekaan pada lingkungan yang saling berkaitan dan berhubungan mulai dari kesehatan, pendidikan, pekerjaan dalam sistem kerja otak.
Dalam penelitian oleh Grimen & Diseth, 2016; Yano, Kase, & Oishi pada tahun 2019, Sensory Processing Sensitivity ditemukan kurang lebih 100 individu dimana dalam penelitian yang dilakukan, HSP yang termasuk gangguan pada sistem saraf ini disebabkan oleh konsentrasi neurotransmitter yaitu molekul dari dalam tubuh yang menyampaikan sinyal dan pesan yang diproses penjembatan antara neuron dari sel saraf pada sel target yang diteliti oleh Rizzo-sierra pada tahun 2012.
Studi literatur dalam gangguan HSP ini ditinjau dari beberapa sumber diantaranya jurnal, database NCBI (National Center for Biotechnology Information) yang hasilnya pada gangguan HSP ini lebih mudah mengalami gangguan akan kesehatan mental diantaranya kecemasan, stress serta mencakup depresi.Â