Tak kurang dan tak lebih.
Sekedar menanyakan nomor ISBN dari buku itu, siapa pengantar yang memberikan sambutan dalam pendahuluan buku itu serta tak lupa cetakan ke berapa dan tahun terbitnya buku itu.
Bagaimana dengan isi dari buku itu?
Tidak ditanyakan. Satu huruf-pun…
Akhirnya dalam penilaian akhir ujian itu. Para jenius mendapatkan nilai yang biasanya didapatkan oleh para mahasiswa idiot. Dan mahasiswa idiot akhirnya mendapatkan nilai yang biasanya diberikan kepada para jenius.
Namun, tak habis pikir seorang pengamat melihat fenomena yang aneh itu.
Sang dosen belum dikenal oleh para mahasiswanya. Sang dosen adalah orang baru.
Tapi kenapa tak terpikirkan oleh para mahasiswanya untuk mendekat dan mengenal jauh lebih intim dengan sang dosen? Bukannya jika mereka telah kenal akrab bisa jadi sang dosen sedikit memberikan petunjuk tentang ujian yang akan diujikan? Atau bahkan sang dosen dengan sukarela memberikan jawaban atas ujian yang akan diujikan. Karena telah kenal akrab…
Namun tiba-tiba sang pengamat tersadarkan oleh satu hal…
Ternyata ia tidak kenal akrab dengan Tuhannya…
Gambar diambil dari:Â http://consultanthr.com