Pasien kanker tersebut tidak masalah saat harus membayar mahal berbagai fasilitas yang bisa membuatnya lebih baik dan lebih sehat.
Kemudian, temuan lain seperti studi di Amerika Serikat, dengan responden rata-rata berumur 83 tahun, menunjukan tingginya literasi keuangan mendorong status kesehatan fisik dan mental jadi lebih baik.
Lalu, masih dari Amerika Serikat, studi lain menunjukan bahwa lansia yang berliterasi keuangan tinggi, memiliki risiko dirawat di rumah sakit lebih rendah. Hal ini dikarenakan oleh paham literasi keuangan mendorong mereka untuk mempunyai perilaku hidup sehat.
Dari beberapa temuan di atas -- menunjukan bahwa pemahaman terhadap literasi keuangan yang tepat dan juga pengalaman hidup yang mumpuni, membuat seseorang lebih cermat dalam mengatur perilaku kehidupannya sehingga membuat dia menjadi panjang umur.
Lalu, Bagaimana Dengan Indonesia?
Pada tahun 2019 lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan menunjukan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Angka ini menunjukan peningkatan dibanding hasil survei OJK 2016 yang lalu.
Dalam kurun waktu 3 tahun tersebut, terdapat peningkatan pemahaman literasi keuangan pada masyarakat Indonesia. Sudah seharusnya pemahaman tersebut terus meningkat sampai tahun ini.
Insight Untuk Brand
- Dari berbagai studi yang diungkapkan di atas, menunjukan pemahaman literasi keuangan yang baik bisa membuat seseorang panjang umur dan kualitas hidupnya terus membaik.
- Pemahaman literasi keuangan bisa membuat seseorang menerapkan gaya hidup yang sehat.
- Masyarakat Indonesia mempunyai peningkatan soal pemahaman literasi keuangan dari tahun ke tahun.
Jadi, Apa yang Brand Bisa Lakukan?Â
Alih-alih meningkatkan awareness atau mendapatkan target penjualan, fundamental yang harus diingat oleh brand adalah semangat untuk membantu masyarakat Indonesia, terutama anak muda dan Gen Z paham literasi keuangan yang tepat.
Brand bisa membantu masyarakat Indonesia, termasuk anak muda dan Gen Z untuk lebih paham soal literasi keuangan. Bantuan tersebut bisa dalam bentuk konten digital di berbagai sosial media platform.
Untuk membuat langkah ini tepat sasaran, brand memang perlu melakukan riset untuk target audiencenya. Seperti di sosial media mana target audience brand paling aktif, konten digital seperti apa yang mereka sukai, dan masih banyak insight menarik lainnya yang bisa brand ketahui dari riset tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan di awal sebelumnya, brand bisa membuat perspektif baru dari komunikasinya terkait paham literasi keuangan itu baik untuk kesehatan fisik dan mental seseorang. Hal ini bisa dikembangkan menjadi banyak poin menarik.
Ketika brand sudah mengetahui berbagai insight menarik yang siap jadi pondasi komunikasinya ke target audience -- brand bisa mempertimbangkan bagaimana caranya agar komunikasi tersebut bisa masif dan besar.