Mohon tunggu...
Lucky Ir.
Lucky Ir. Mohon Tunggu... -

Mengagumi musik Koes Plus sejak kecil dan banyak tersemangati darinya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

“Bengawan Solo” Kebesaran Jiwa “Gesang” yang Tertuang Dalam Lagu

13 November 2014   12:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:55 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini adalah tulisan sebagai salah satu bentuk apresiasi seni oleh pemikiran saya sendiri yang bisa saya bagikan kepada semua. Saya yang berprofil sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik di Universitas Negeri Semarang mencoba memandang sebuah karya fenomenal yang masih saja sering terlintas di telinga kita. Meski pencipta dari karya yang agung ini sudah tiada. Meski tidak kenal secara langsung dengan beliau, pernah bertemu saja tidak apalagi sempat berkenalan dengan beliau. Ya, karya beliau yang berjudul Bengawan Solo ini merupakan karya yang menarik untuk dikaji, secara didengarkan oleh kuping mana saja rasanya orang-orang akan mengatakan lagu ini enak, minimal mereka tidak akan mencerca lagu ini sebagai karya yang buruk.

Karya almarhum Gesang yang menurut pribadi saya lagu ini baik syair dan notasi dari lagunya sangat menunjukkan kebesaran jiwa pengarangnya (Gesang). Bagaimana tidak, menilik sejenak kebelakang, "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Ya, memang tepat, nama “Bengawan Solo” ialah sebutan bagi sungai paling panjang di Pulau Jawa. Sungai ini memiliki dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah Gresik.

Maestro keroncong Gesang Martohartono atau lebih akrab dikenal dengan“Gesang”, lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun). Sedangkan lagu Bengawan Solo yang diciptakan oleh alm.Gesang pada tahun 1940 ini saya tidak habis pikir, Bagaimana bisa lagu ini tercipta seolah mengalir begitu saja dan apa adanya. Mendengarkan atau bersenandung lagu ini akan membawa kita kepada kenangan nostalgia terhadap suasana sekitaran Bengawan Solo pada masa silam. Sebuah kenangan yang membuat orang sejenak berkhayal membayangkan indahnya kejujuran, toleransi, hidup rukun, semangat bekerja keras, dan tentunya juga tentang cinta alam. Semua itu ada dalam lagu Bengawan Solo, setidaknya itu yang bisa saya rasakan hanya dengan memandang dari kejauhan sosok beliau dan mendengar lagu ciptaannya.

Sebuah karya mampu seperti itu sudah pastilah lagu ini memiliki kekuatan. Sedang kekuatanjiwa dari alm.Gesang yang ada dalam lagu Bengawan Solo mudah saja mengalir pada tiap pendengar yang menikmati lagunya. Lagu ini memang sarat akan makna dan memiliki sejuta makna. Sebenarnya apa harapan alm.Gesang menciptakan lagu ini pada masa dulu, toh lagu ini seolah tidak akan lekang oleh zaman. Berikut lirik lagu Bengawan Solo:

Bengawan Solo

Riwayatmu ini

Sedari dulu jadi...

Perhatian insani


Musim kemarau

Tak seberapa airmu

Dimusim hujan air..

Meluap sampai jauh


Mata airmu dari Solo

Terkurung gunung seribu

Air meluap sampai jauh

Dan akhirnya ke laut


Itu perahu

Riwayatnya dulu

Kaum pedagang selalu...

Naik itu perahu

Lagu ini memiliki alam pikiran sendiri, entah mungkin dari kesengajaan alm.Gesang dalam mencipta karya ini. Tapi menurut saya kekuatan dalam lagu ini adalah kebesaran jiwa alm.Gesang semasa hidup dalam memandang alam sekaligus kehidupan sosial yang menyatu didalamnya. Kemudian Bengawan Solo ini saya analogikan:

Manusia sebagai pelaku kehidupan yang eksistensinya tidak akan lekang oleh waktu,

Manusia yang memiliki kodratnya sendiri, yang memiliki kekurangan dan kelebihan, namun senantiasa harus bertindak sebagaimana layaknya seorang manusia sesuai fitrah-Nya dan menjadi pribadi yang berguna bagi alam dan sesamanya.

Manusia dianugerahi pikiran oleh Tuhan YME, Membedakan manusiadengan makhluk-makhluk lain sehingga sejak manusia lahir di dunia sebagai bayi yang polos, manusia itu akan terus belajar untuk mencapai puncak kehidupannya.

Manusia makhluk yang mampu belajar tanpa harus mengalami sendiri suatu peristiwa secara langsung, oleh karenanya manusia yang membangun belajar dari masa lalu berbagi dan terus berbagi dengan alam dan sosial di sekitarnya dan mampu belajar melalui itu.

Pikiran alm.Gesang seolah sangat luas dan jauh bahkan melebihi batasan geografis yang mampu dilampauinya. Semangat dan kearifan budi pekerti alm.Gesang mengenai pembelajaran kehidupan sungguh merupakan gambaran karya-karya beliau. Beliau mungkin tidak mungkin bertemu semua orang yang ada di alam raya ini. Namun melalui karya-karyanya seolah beliau hadir menyemangati semua orang, penikmat karyanya. Beliau hadir mengingatkan kembali makna sebenarnya kehidupan. Semua itu ialah kebesaran jiwa dari alm.Gesang, coba saja Anda membayangkannya dan masuklah ke alam karya-karya Gesang.

Makna apa yang Anda dapat???

Referensi: Wikipedia

Ditulis pada pagi yang indah di awalNovember 2014

oleh: Lucky Ir.

Hp: 081903897312

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun