Mohon tunggu...
Denni Candra
Denni Candra Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi HR - Penulis - Pengajar

Praktisi Komunikasi, Personal Development serta HR – LnD Enthusiast yang suka nulis, penyuka kopi, traveling dan hobi gowes. Selain itu juga memfokuskan diri untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran di bidang Learning & Development, Risk Management, Kepenulisan, Public Speaking dan Tranformasi Budaya (Culture Transformation). Untuk kerja sama kegiatan fasilitasi, kepenulisan dan lainnya, boleh hubungi saya melalui media sosial atau email: info.dennicandra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manajemen ala Restoran Padang

21 Maret 2010   10:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada sebuah manajemen yang menarik di Indonesia, setidaknya itu menurut saya karena walaupun hanya sebentar saya pernah merasakan bekerja disana, yaitu manajemen restoran padang. Mengapa demikian? Itu karena model manajemen ini menerapkan transparansi dalam keuangan dan pembagian keuntungannya lewat sistem bagi hasil. Dampak dari model manajemen ini, memang tidak hanya pada faktor manajerial semata, tetapi juga berdampak pada faktor pelayanan. Dimana, pelayanan yang serba cepat menjadikan restoran padang dikenal. Kita pun juga bebas memilih menu. Menu pun & bervariasi, begitu juga minumannya. "Menu Nano-Naro" begitulah, banyak orang yang menyebut buat aneka menu yang dihidangkan dan pasti dijamin halal. Selain itu, kelebilhan restoran padang adalah selain pelayanan cepat, juga lebih terkesan fleksibel. Artinya, hidangan yang kita pesan itu bisa saja dimakan di restoran tersebut, tapi kita bisa juga meminta karyawan restoran padang untuk membungkusnya dan kita santap di rumah. Dan satu lagi masakan padang punya rasa yang khas, dan memenuhi selera hampir seluruh masyarakat dari berbagai negara. Selain itu, faktor kebersihan ruangan juga selalu mendapat prioritas. Dalam manajemen ini, memang ada pemilik modal, dan ada pula tim manajemennya, dimana ada manajer dan karyawan. Pada karyawan sendiri ada yang bagian dapur induk (koki), book keeper (pembukuan), pantry (buat minuman). palung (pembawa makanan),teller (pembayar suplier), kasir, waiter dan waitress. Saya juga melihat, selain transparan, model manajemen bagi hasil itu menjadikan restoran padang punya ciri khas sendiri. Dan, yang menarik adalah hubungan antara pemilik modal dengan manajemen lebih sebagai mitra. Karena apa? Mereka tidak mendapatkan gaji, namun mereka mendapatkan bagian dari keuntungan bersih restoran. Jadi dalam memberikan keuntungan itu, memang ada pembagian untuk penanam modal sendiri dan ada bagian keuntungan manajemennya atau karyawannya. Itu biasanya dibagikan setelah keuntungan dikurangi 2,5% untuk zakat. Sedang pendapatan karyawan adalah dengan sistem poin. Jadi, setiap karyawan punya poin atau nilai. Dan, biasanya perhitungannya dilakukan setiap 100 hari sekali. Nilai tertinggi ada pada karyawan yang bekerja di dapur induk (koki). Mengapa ? untuk, memberikan pada bagian inilah yang mampu memberikan nilai rasa menu makanan maupun minuman yang dihidangkan. Saya kira, manajemen semacam ini, akan membuat mereka yang bekerja di restoran padang selalu punya semangat tinggi. Dengan semakin tinggi semangat mereka bekerja, menjadikan hasil yang diterima banyak. Selain itu, sistem keuangannya yang selalu trasparan menjadikan setiap karyawan level apa pun tahu, berapa omset perusahaan dalam setiap harinya. Oleh karena itu, saya kira manajemen padang ini bisa sebagai alternatif, dan cukup bagus untuk diterapkan pada sektor jasa maupun produksi lainnya. Dan satu hal Lagi yang menarik adalah, karyawan restoran padang dengan manajemen seperti itu, tidak membuat setiap karyawan, menanyakan kapan SK (surat keputusan) pengangkatan kerja. Mereka juga tidak akan menanyakan kapan naik gaji. Sebaliknya, justru mereka akan berupaya, bagaimana harga poinnva bisa selalu naik. Karena, harga poin itulah yang akan menentukan jumlali penghasilan setiap bulan. Jadi yang menentukan penghasilan adalah dirinya sendiri .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun