Mohon tunggu...
Bento
Bento Mohon Tunggu... Administrasi - cara cepat untuk bisa menulis ya menulis

penikmat bacaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengungkap Rahasia Kebutuhan yang Memotivasi Karyawan

28 September 2024   18:02 Diperbarui: 28 September 2024   18:09 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menggambarkan bagaimana motivasi seseorang dipengaruhi oleh lima tingkat kebutuhan.

Mari kita bahas satu per satu dalam konteks dunia kerja.

1. Kebutuhan Fisiologis

Maslow menyebutnya sebagai kebutuhan untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, tidur, dan tempat tinggal.

Dalam dunia kerja, ini berarti gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Contoh nyata adalah tuntutan pekerja yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sudah mengajukan permintaan agar pemerintah menaikkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 8-10 persen pada 2025.

Selain itu, ada kabar baik untuk PNS, TNI, dan POLRI---gaji mereka juga direncanakan naik di tahun yang sama, tinggal menunggu persetujuan dari Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto.

Bahkan, dalam penerimaan CPNS tahun 2024, sudah disebutkan kisaran gaji yang akan diterima jika lolos menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Gaji yang layak adalah motivator yang sangat kuat untuk karyawan, karena ini berkaitan langsung dengan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar.

2. Kebutuhan Keamanan

Setelah kebutuhan dasar seperti makan dan tempat tinggal terpenuhi, seseorang mulai mencari rasa aman dalam pekerjaannya.

 Ini bisa berarti memiliki jaminan kerja yang stabil, perlindungan dari risiko, atau suasana kerja yang nyaman.

Saat menulis artikel ini, tiba-tiba saya menerima pesan WhatsApp dari seorang teman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun