Mohon tunggu...
Adolf Nugroho
Adolf Nugroho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dilahirkan di Kota Gudeg Jogjakarta. Seorang pendidik, trainer, penulis di majalah SDM dan psikologi. 2,6 tahun mengabdikan diri di bidang pendidikan di Papua

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berjalan bersama Ketakutan

23 Maret 2019   12:43 Diperbarui: 23 Maret 2019   13:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.healthline.com

Takut seringkali hadir menghinggapi siapapun tanpa pandang bulu. Ia hadir karena ada stimulus tertentu, misalnya karena ada ancaman. Dalam psikologi takut adalah mekanisme pertahanan hidup dasar. Karenanya disaat orang tersebut merasa terancam, maka mekanisme pertahanan tsb meresponnya, sehingga muncullah rasa takut.  Namun ketakutan yang tidak tersikapi dengan baik, justru  bisa menggerogoti kondisi mental orang tersebut. Contohnya ketakutan karena bayangan masa lalu menjadi terulang kembali.

Tidak sedikit dari kita yang mungkin memunyai masa lalu yang selalu membayangi. Ambil contoh adalah Patah hati! Karena takut patah hati, mungkin kamu jadi takut menjalin cinta lagi.

Bayang bayang tersakiti selalu menghantui pikiran disaat langkah kaki ini mau menjalin cinta kembali. Maka kemudian niat itu diurungkan sembari merenungi kembali masa lalu yang tak kunjung padam. Karena bayang bayang tsb , maka kondisi pikiran selalu diselimuti perasaan negative terhadap sebuah hubungan. Karena itulah kita tak akan pernah berkembang, baik dalam memahami cinta ataupun empati. Lalu apa yang harus kamu lakukan?

  • Terimalah
  • Terimalah dan jalani ketakutan dengan harapan. Setiap orang dilahirkan dengan harapan untuk menjadi lebih baik. Harapan yang selalu diidamkan setiap orang disaat situasi batin sedang dirundung ketakutan. Terimalah dan jalani ketakutan adalah realitas hidup, jadi kita akan menjadi pribadi yang lepas bebas, karena ketakutan justru mendatangkan jalan keluar.
  • Nikmati
  • Menikmati menandakan kita masih dalam kondisi seimbang, yaitu dalam sikap, pikiran dan ucapan. Menikmati berarti masih bisa melihat ketakutan sebagai bagian yang tak terbantahkan dalam realitas hidup. Menikmati berarti pula kita bisa melihat yang baik dari ketakutan.
  • Syukurilah
  • Bersyukur adalah tanda kita manusia yang rendah hati. Tanda syukur membuktikan kita masih manusia yang beriman. Bersyukur adalah cara manusia mengenali kehendakNya.

Lebih dari pada itu, apapun yang terjadi dan akan terjadi dalam kehidupan kita tak lebih dari sebuah rangkaian jalan menuju pada kehidupan yang lebih baik. Apabila kita secara sadar menanggapi hal tsb dengan tangan terbuka. Kunci nya adalah menyadari dan hidup bersama realitas. Walaupun kadang realitas tersebut tak terselami oleh logika. Namun kita dikarunia sudut pandang, bagaimana melihat realitas dari sisi lain yang memberikan harapan baru. Maka jadikan lah ketakutan sebagai bagian dari lompatan harapan yang lebih besar dalam kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun