Mohon tunggu...
Adolf Nugroho
Adolf Nugroho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dilahirkan di Kota Gudeg Jogjakarta. Seorang pendidik, trainer, penulis di majalah SDM dan psikologi. 2,6 tahun mengabdikan diri di bidang pendidikan di Papua

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Senja di Percandian Batujaya

3 Oktober 2018   11:12 Diperbarui: 5 Oktober 2018   18:37 2968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan saya tempuh kurang lebih 1 jam dari Babelan menuju Candi Jiwa yang secara administrasi masuk Kabupaten Karawang. Siang itu, panas cukup terik disertai angin sepanjang perjalanan menuju ke candi tsb.

Sesekali terlihat gerombolan kerbau beriringan berjalan di pinggir sawah. Ya hamparan sawah akan sering kita jumpai sepanjang perjalanan. Jauh dari hiruk pikuk kota suasana damai dan alam pedesaan semakin terasa. Dalam perjalanan dari Babelan sampailah di sebuah jembatan yang cukup panjang, dibawahnya mengalir sungai citarum.

Sungai yang membelah Jawa Barat dan berhulu di laut Jawa ini, merupakan bagian terpenting sebagai sarana transportasi abad lampau. Setelah melewati jembatan, ada pertigaan kemudian ambil jalan kekiri menuju percandian Batujaya.

Menjelang sore, saya tiba di Candi Jiwa. Rupanya sore itu, cukup banyak wisatawan local yang menikmati hangatnya matahari sore yang mulai meredup.

Masing masing mengabadikan suasana sore itu dengan berselfi ria. Itulah mengapa saya datang menjelang sore, karena di tempat itulah siluet cahaya matahari menjadi begitu indah menyinari batuan candi yang terbuat dari batu bata. Di sepanjang hamparan sawah yang menghijau, ada 4 situs candi yang sudah dipugar, yaitu candi Jiwa, blandongan, serut dan sumur.

Dokpri
Dokpri
Candi pertama yang saya kunjungi adalah candi Jiwa, candi ini merupakan situs candi Budha. Walaupun tidak ditemukan arca Budha, namun menurut catatan sejarah percandian Batujaya ini merupakan peninggalan agama Budha.

Hal ini diperkuat oleh bahwa di percandian Batujaya cukup banyak ditemukan benda benda yang menunjukkan bangunan ini merupakan peninggalan agama budha.

Selain itu juga ada candi Blandongan yang tak jauh dari candi Jiwa. 2 candi ini masih terlihat utuh, walaupun beberapa bagian atasnya terlihat sudah tidak utuh.

 Ada satu candi lagi yang berada di bagian halaman rumah penduduk, sebagian bangunan candi miring dan terbenam tanah. Melihat letak beberapa candi yang berbeda beda dipastikan area sebaran candi candi ini cukup luas, sebagian candi yang belum digali masih berupa gundukan tanah. Kemungkinan besar masih bisa bertambah lagi situs situs baru di sekitar kompleks Batujaya.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Masih banyak misteri yang belum terungkap di percandian Batujaya. Selain temuan temuan keramik,gerabah, prasasti yang sudah ada, harapannya kompleks percandian ini bisa mengungkap banyak hal yang belum terpublikasi.

Mengingat di wilayah ini, terutama Jawa Barat sangat minim ditemukannya candi. Berbeda apabila kita melihat wilayah Jawa tengah dan timur yang sangat banyak ditemukan candi.

Dokpri
Dokpri
Akan menjadi jelas, apabila percandian Batujaya menjelaskan bagaimana kehidupan masa lalu, dimana masyarakat modern perlu tahu bahwa ada sejarah yang masih terbenam tanah. 

Akhirnya saya tinggalkan kompleks percandian Batujaya yang masih menyimpan misteri, bersamaan dengan matahari yang mulai berganti dengan bulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun