Mohon tunggu...
Adolf Nugroho
Adolf Nugroho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dilahirkan di Kota Gudeg Jogjakarta. Seorang pendidik, trainer, penulis di majalah SDM dan psikologi. 2,6 tahun mengabdikan diri di bidang pendidikan di Papua

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Langkahku ke Museum Nasional Jakarta

10 April 2018   09:51 Diperbarui: 10 April 2018   09:59 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata "museum" apa yang terpikir dalam benak kita? Mungkin sepintas kita membatin dalam hati, "ah gak asik", "isinya Cuma itu itu aja", "gak ada yang menarik", "Cuma benda mati". Sekilas benda tsb tak lebih dari peninggalan fisik dari suatu zaman yang pernah ada. Meskipun begitu, ada kandungan nilai sejarah dari benda tsb tak lekang oleh waktu, karena di balik benda tsb ada sebuah peristiwa sejarah yang mengubah dunia.   

Itu lah mengapa, nilai kandungan sejarah selalu actual untuk dibaca orang pada setiap zamannya. Bahkan mampu mengubah cara pandang manusia sekarang untuk lebih "bijak" dalam melihat kehidupan. Terutama dalam hidup  berbangsa dan bernegara kita saat ini. Maka dari itu perlu dikemas dengan cara menarik dan menyenangkan dengan tujuan edukasi masyarakat.

Untuk itulah mengapa, menanamkan rasa kebangsaan, maupun penghargaan terhadap budaya sejarah bangsa kita perlu ditanamkan sejak dini. Sejak dari anak anak bahkan sampai dewasa, memahami nilai nilai sejarah begitu penting dan tak terputus oleh waktu. Itulah yang dilakukan oleh lingkungan Alfonsus 4, Gereja St Albertus Harapan Indah yang menyadari pentingnya menanamkan cinta tanah air dan bangsa lewat "goes to the museum" dengan mengunjungi "National of Museum" di Jakarta.  

Gerakan ini, digagas untuk menanggapi seruan dari Keuskupan Agung Jakarta agar umat Katolik mampu mewujudkan kebhinekaan dalam kehidupan. Menyadari pentingnya hidup di tengah perbedaan, baik suku, agama, budaya, bahkan bahasa.  

Dokpri
Dokpri
Berangkat pukul 08.00 dari Halte Pasar Modern Harapan Indah dengan menggunakan busway, dilakukan umat Alfonsus 4 beserta putra putri mereka. Dengan warna baju merah menyala, umat Alfonsus begitu bersemangat menghantarkan putra/i mereka yang sekaligus menjadi ajang kumpul bersama satu lingkungan. 

Wajah wajah yang "sumringah", baik itu anak anak sampai orang tua mewarnai sepanjang perjalanan dari Bekasi sampai di museum nasional. Setibanya disana, kami dipandu oleh dua orang dari pihak museum. Yuukkk saatnya  berpetualang mengunjungi museum nasional. Byeee next trip....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun