[caption id="attachment_225704" align="aligncenter" width="300" caption="anak bertanya teroris, sumber: tribunnews.com"][/caption] Tayangan berulang-ulang dari media massa memaksa anak saya yang baru kelas V SD itu bertanya, apa itu teroris bu? pertanyaan yang mudah tapi tidak mudah menjawab, sebab definisi pertama dari orang inilah yang bisa jadi akan permanen dalam pengertian tentang teroris. Namun kesempatan baik untuk menjelaskan masalah dunia ini harus segera dijelaskan. Pagi hari anak saya hendak berangkat sekolah sambil mengepak buku persiapan berangkat sekolah, ia pun bertanya: "Teroris apa sih bu?" "Teroris itu orang yang jahat sekali nak, mereka itu tega membunuh orang banyak yang tidak bersalah."  jawabku dengan santai "Itu  kok seperti pak ustad di sekolah, bu?" duuh, biyuuung, bingung saya menjawabnya. Tapi saya coba tenang dan  terus menjawab. "Oh yang sedang tersenyum itu, nak?" "Iya bu, kok ditangkap sih?" "Ustad ini sedang diperiksa oleh polisi karena disuruh menjadi saksi" "Jadi saksi,  kalau  saksi apa, bu?" duuh makin bingung aku menjawabnya. "Jadi gini nak, Ustad ini punya murid dan muridnya banyak yang jadi teroris, tuh lihat pada sedang latihan menembak, nah lalu gurunya dipanggil mau ditanya-tanya oleh polisi, kenapa anak muridnya pada jahat, seperti mengbom gedung dan membunuh banyak orang yang tidak bersalah. Makanya gurunya ini diperiksa," "Kalau muridnya jahat berarti gurunya jahat dong?" halah-halahhhhhh jadi bingung lagi saya, "Ya belum tentu nah, contohnya Nabi Nuh as, seperti ibu pernah ceritakan tadi malam, kan bapaknya nabi, tapi anaknya jadi jahat" "ooooo" sambil mencium tangan pergi ke sekolah. Alhamdulillah gumamku sudah bisa menjelaskan, entah benar entah tidak. Wallhu a'lam, apakah Ustad yang murah senyum itu teroris atau bukan, yang jelas kata orang-orang beliau adalah ulama yang tegas.  Tapi dalam hati terus bertanya, dan tidak habis pikir, kenapa ada banyak ulama tidak mengajarkan kedamaian, tetapi malah perang dan hororlah negeri ini dibuatnya. duuh gusti.... maafkan saya berkata begini... salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H