Mohon tunggu...
Siti Zubaidah
Siti Zubaidah Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Ibu dari 3 anak, berkecimpung dalam dunia pembelajaran, dulu pernah sekolah di PGAN 28 dan IAIN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tarawih dan Menghindari Plagiarisme (tips)

21 Agustus 2010   16:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:49 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_234499" align="aligncenter" width="300" caption="plagiat.. sumber: new-media.kompasiana.com"][/caption] Anak-anak usia balita berlarian di depan ibu-ibu yang tengah berdiri shalat tarawih. Satu anak teriak yang lain menjambak dan satu lagi menarik-narik mukenah ibunya. Jadilah gaduh luar biasa shalat tarawih tadi malam. Di sisi lain anak laki-laki seusia SD kelas VI berbaris rapih mengikuti barisan orang dewasa dan ikut serta larut dalam kesahduan shalat tarawih. Anak-anak ini hanya ikut-ikutan saja. Mereka belum banyak tahu, tentang latar belakang, pendapat dan masalah lain seputar tarawih ini. Dus, karena pengaruh teman-temanya. Walhasil, kegiatan ibadah pada dasarnya adalah pembiasaan yang ditularkan. Berbeda dengan plagiarisme yang kini sedang marak dibahas di Kompsiana karena kasus Eko Ramaditya Adikara. Blogger tunanetra yang memliki kemampuan lebih dan  mengklaim karya musik game Nintendo dari Jepang itu dibuat olehnya. Dalam dunia  pengajaran, di mana saya ikut berkecimpung, aktivitas plagiat siswa banyak sekali saya temui. Bahkan bukan rahasia umum saat membuat makalah, tidak lain dari tulisan orang lain yang kemudian dia klaim lalu diberi nama karya sendiri. Apalagi sekarang internet sangat massif digunakan anak-anak sekolah. Jadilah kegiatan tiru-meniru itu sangat mudah. Plagiat yang saya maksudnya adalah mencuri karya orang lain dengan berbagai cara lalu diklaim sebagai karya sendiri. Jangankan anak-anak SMA, saat saya kuliahpun banyak makalah dibuat asal-asalan dengan cara mengganti judul milik orang lain dan diberi judul sendiri lalu dibuat karya kelompok. Dan kini kasus karya tulis bukan saja makalah, tetapi skripsi, bahkan tesis dan disertasipun tak luput dari plagiat. Ngelus dada... Cara Menghindari Plagiat Saya selalu menekankan kepada anak-murid untuk mencantumkan sumber tulisan. Itulah cara sederhana yang saya ajarkan kepada mereka untuk menghindari kegiatan pencurian karya orang lain. Dengan begitu saya anggap bukan plagiat. Bahkan saya berusaha mengajarkan kepada murid-murid agar mencantumkan juga halaman buku dan pengarangnya, persis seperti yang diajarkan dosen kepada masiswa saat membuat makalah. Menemukan kutipan yang tidak disebut sumbernya. Misalnya Anita disuruh membuat makalah tentang hujan, lalu dia menemukan paragraph menarik di web, dan dia kutip lalu ditulis begitu saja paragraph itu. Misalnya, "Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan." Ini merupakan bentuk plagiat karena tidak menyebutkan sumbernya. Berusaha menulis apa adanya. Tidak jarang siswa tidak bisa menuliskan kalimat yang bisa menggambarkan isi hatinya dan pikirannya, akhirnya meniru orang lain. Hal ini umum terjadi. Kelemahan ini kemudian terjadi terus-menerus di setiap pelajaran. Saya kadang membuat tugas menulis saat di kelas, tidak dibuat PR untuk melatih agar anak terbiasa menulis apa adanya. Akhirnya, ayo kita perangi plagiarisme. Apalagi plagiat karya musik, video dll yang dikemas dalam cd. Bagaimana dengan  taraweh, plagiat bukan. Nah kalau yang berbau ibadah seperti shalat, baca quran dan teknik-teknik ibadah itu sih memang kudu diplagiat, sebab memang tujuan agama ini turun agar semakin banyak orang memplagiat, berarti semakin berkembang agama tersebut? Sumber ide:

  1. http://www.plagiarism.org/plag_article_educational_tips_on_plagiarism_prevention.html
  2. http://kidshealth.org/kid/feeling/school/plagiarism.html#
  3. http://media.kompasiana.com/group/mainstream-media/2010/08/21/pepih-nugroho-fakta-nurani-dan-ego/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun