Bagi para perantau yang indekos, inilah saatnya untuk meningkatkan kualitas me time! Bisa dengan membaca buku yang belum sempat dibaca atau mungkin masih tersegel, menulis novel atau buku, memperdalam hobi, mempelajari hal atau hobi baru ketika di kos. Atau berolahraga indoor seperti senam, yoga dan meditasi. Anggap saja, ini waktunya kita berbahagia dengan hal-hal kecil dan sederhana di dekat kita. Menarik, bukan?
Langkah yang tak kalah penting dari lainnya, survive. Seirama dengan teori Charles Darwin, untuk dapat survive kita perlu beradaptasi. Ini pula lah yang kita perlukan di masa pandemi ini. Beberapa pekerja beralih profesi di masa pandemi ini. Contohnya, fotografer wedding.
Di masa ini, penghasilan mereka menurun drastis. Akhirnya, beberapa dari mereka beralih menjadi fotografer untuk bisnis makanan atau foto produk online shop. Ada pula cerita seorang karyawan periklanan yang dirumahkan lalu membuka usaha frozen food di masa pandemi ini.
Begitu banyak cerita adaptasi yang menguatkan dan menginspirasi kita. Kita juga dapat memulai dari diri kita dengan hal-hal yang kita mampu lakukan. Entah kecil atau mungkin yang dianggap sepele sebagian kalangan, tak apa. Lakukanlah selama itu benar dan tak melanggar aturan. Menjadi dropshipper, misalnya.
Bangkit mungkin tak semudah membalikkan telapak tangan. Sedih atau putus asa mungkin menyergap. Namun, jangan biarkan itu membuat kita terpuruk dan berlarut-larut. Kita boleh menangis ketika jatuh, diam sesaat untuk mengumpulkan kekuatan, namun kita harus bangkit meskipun itu perlahan. Berjalan pelan-pelan, lalu berjalan tegap, kemudian berlari. Semangat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI