Mohon tunggu...
stevia oka zaki
stevia oka zaki Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tholabul 'ilmi fii sabilillah

Dimana ada kemauan pasti ada jalannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pokok-pokok Hubungan antara Manusia dan Negara dalam Islam untuk Mewujudkan Impian Bangsa Negara

26 Oktober 2019   16:26 Diperbarui: 26 Oktober 2019   17:21 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah sebelumnya penulis membahas hubungan internasional secara universal, kini penulis ingin membahas hubungan internasional berdasarkan pokok-pokok hubungan antara manusia dan negara dalam Islam. Indonesia merupakan negara terbesar dengan mayoritas penduduknya beragama Islam maka alangkah lebih baik jika membahas hubungan internasional dalam Islam. Tujuannya tak lain yakni guna memperluas khazanah ilmu pengetahuan dan sangat baik jika diterapkan untuk negeri mayoritas Muslim maupun non-Muslim.

Pokok pertama, yaitu Manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang lain, karena manusia dibekali ilmu dan akal. Manusia di muka bumi ini bertanggungjawab atas segalanya baik bertanggungjawab atas dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar. Begitupun dengan negara, manusia lah yang bertanggungjawab atas keutuhan bangsa dan negara yang ia duduki.

Pokok kedua, yaitu umat yang satu. Kehidupan di muka bumi ini dijalankan oleh manusia maka butuh kesatuan yang utuh untuk menggapai suatu target dan cita-cita suatu negara. Manusia disatukan dengan sifat kemanusiaanya jika ada manusia memiliki sifat yang acuh tak acuh serta tega melakukan hal tidak baik kepada sesamamnya maka kemanusiaannya perlu dipertanyakan.

Pokok ketiga, yaitu tolong-menolong. Sebagai makhluk social maka manusia tak terlepas dari kata saling membutuhkan. Tak ada satupun manusia di muka bumi ini yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tolong-menolonglah yang menjadi salah satu sifat natural manusia karena manusia tak akan terlepas dari bantuan sekitarnya.

Pokok keempat, yaitu bertoleransi. Sesama makhluk social yang tak terlepas dari interaksi lingkungan sekitar, maka saling memahami merupakan salah kunci sukses untuk membangun hubungan social yang baik. Jika kita ingin dipahami dengan berbagai sifat serta kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, maka kita jika harus memperlakukan orang di sekitar kita demikian. Saling memahami dan saling mengerti akan memperkukuh hubungan bersosialisasi dan silaturahmi antar sesama manusia.

Pokok kelima, yaitu merdeka. Merdeka merupakan hakikat kebahagian manusia. Tidak ada manusia yang senang ditindas, dijajah, dan dinistakan. Begitu pula dengan negara, tak ada satupun negara di dunia yang merasa bahagia jika negaranya sendiri dipenjarahi oleh negara asing. Inilah yang kemudian menjadi pokok-pokok hubungan manusia dengan negara bahwa manusia juga membutuhkan kemerdekaan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan lebih baik.

Pokok keenam, yaitu keutamaan. Allah SWT telah membekali setiap individu dengan keistimewaan yag dimilikinya. Tak ada satupun manusia yang tidak dibekali kelebihan atau keistimewaan dalam dirinya. Maka tidak sepantasnya kita merendahkan sesama manusia karena sejatinya setiap individu pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Perlu diingat bahwa kita kerap lupa bahwa kesempurnaan adalah milik Allah SWT semata.

Pokok ketujuh, yaitu adil. Dalam berperilaku dengan sesama manusia harus bersikap adil. Meski banyak yang lebih baik, namun kita harus bersikap adil terhadap yang kurang baik.

Pokok kedelapan, yaitu hubungan yang seimbang. Kita sebagai makhluk social harus memiliki hubungan yang baik antar sesama manusia. Jika ada di antara kita yang berbuat kebaikan terhadap kita maka yang harus dilakukan yakni membalasnya dengan perbuatan yang baik pula. Sebaliknya jika ada yang berperilaku tidak baik terhadap kita maka jangan membalasnya dengan keburukan dan kejahatan melainkan dengan cara memaafkan akan lebih baik.

Pokok kesembilan, yaitu menepati janji. Manusia dilihat dari cara ia berbicara baik itu pembicaraan yang berbobot maupun yang ringan. Namun jika sudah menyangkut soal perjanjian maka kita harus bersikap konsekuensi dan menepati janji. Menurut ajaran agama Islam janji adalah utang dan utang haruslah dibayar. Begitu pula dengan perjanjian yang juga harus ditepati sebagaimana utang yang juga harus dibayar.

Pokok kesepuluh, yaitu kasih sayang dan dilarang merusaknya. Dalam bersosialisasi dan menyambung tali silaturahmi yang dibutuhkan adalah saling mengasihi antar sesama dan dilarang merusaknya. Sangat disayangkan jika hubungan yang baik dan mulus harus hancur akibat hal sepele. Oleh karena itu jika terjadi hal sepele maka yang harus kita lakukan adalah menyelesaikannya dengan baik dan mempertahankan hubungan baik tersebut agar tidak hancur dengan menumbuhkan kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun