Sekitar dua minggu yang lalu saya berkenalan dengan seorang di Facebook, namanya Modena. Tapi kalau kita meng-klik profilnya, akan muncul nama yang lebih panjang, "Modena Celluler". Saat pertama saya ingin berkenalan dengannya karena di akun Facebook-nya ia menjual macam-macam handphone dan kamera. Kebetulan saja saya sedang mencari untuk membeli kamera. Maka tadi malam, Senin (23/2/2015), tiba-tiba saya teringat akan namanya lalu saya meng-ibox dia untuk bertanya-tanya soal harga kamera.
Sambutannya sangat positif. Saya sempat ragu-ragu jangan sampai ini adalah bagian dari penipuan toko online. Tapi saya jalin komunikasi baik dengannya soal jenis barang yang akan saya pesan. Harga yang ia tawarkan semakin membuat saya tergiur. Pagi tadi, saya tambah penasaran sekaligus bersemangat bahwa sebentar lagi saya akan memiliki kamera yang bagus. Tidak tanggung-tanggung saya memesan kamera Canon EOS 5D Mark II atau Canon EOS 70D.
Pagi tadi saya mencari-cari informasi di toko-toko online semisal "Fokus Nusantara" dan "Lazada" sekadar untuk membandingkan harga. Ternyata perbedaannya sangat jauh. Saya mulai kuatir - mungkin ini penipuan, tapi saya menahan diri untuk ikut "bermain" sesuai arahannya. Hingga di komunikasi ke sekian, lewat Facebook tentunya, saya minta agar ia mengirimkan gambar kamera yang hendak saya pesan. (Bagi saya, ini bukti agar saya menjebak dia, apakah ia memang memiliki barangnya atau tidak). Waktu itu saya sudah memutuskan untuk memesan Canon EOS 70D.
Ternyata, gambar yang ia kirim ke saya adalah Canon EOS 5D Mark II. Saya langsung protes. "Lah, kan saya sudah pesan yang 7D. Kenapa gambar yang dikirim malah 5D?" Begitulah kurang lebih balasan saya ketika ia salah mengirim gambar. Dan, bagi saya, ini adalah kekalahan telak dia, yang meyakinkan saya bahwa toko online ini adalah kedok penipuan. Meski akhirnya ia mengirimkan ke saya gambar yang baru, Canon EOS 70D, dan mengatakan bahwa barang sebelumnya salah.
Ia mendesak agar saya segara memesan barang itu (yang arinya pula saya harus segera mengirim uang) karena stok tinggal satu. Saya memilih diam karena saya sudah menjatuhkannya tanpa ia ketahui. Saya hanya menjawab, ya saya akan pesan dan kirim uang secepatnya.
Karena ia memberi alamat bahwa dia tinggalnya di Denpasar, Bali, (ini alamat yang ia berikan: Jln.PB.Sudirman Robinson Mall lantai.2 No.11 Denpasar Bali 80113), maka saya segera menghubungi beberapa teman yang ada di Denpasar untuk mengeceknya. Di antara beberapa teman saya, ada satu orang yang bersedia untuk datang ke tempat penjualannya. Saya tidak memberitahu ke Modena Celluler bahwa ada teman yang akan datang untuk mengecek barang pesanan saya.
Sekitar pukul 15.00 WITA, teman saya tadi tiba di Robinson Denpasar, Lantai II dan mencari-cari toko dengan nama "MODENA CELLULER". Ia mencari-cari hingga satu jam, tapi tidak juga bertemu tokonya. Kemudian ia menelpon saya dan menginformasikan bahwa tidak ada toko di sana dengan nama tersebut.
Lalu saya meng-inbox ke Modena dan mengatakan bahwa seorang teman saya sedang ada di Robonson Denpasar untuk mengambil barang pesanan saya. Ia lalu membalas "Tokonya sudah Tutup". Saya semakin yakin bahwa "inilah saatnya untuk memukul jatuh dia". Lalu saya mengatakan, "Emang tokonya tutup jam berapa? Teman saya sudah ada di sana sejak pukul 3." Dia membalas, "Sudah tutup seminggu. Kita jual online saja." Di saat itulah saya sebenarnya sedang menahan tawa bahwa orang ini sedang berusaha menipu saya tanpa diketahui bahwa saya sudah menyediakan lubang di belakangnya. Hanya dengan sedikit gertakan dia pasti akan terkubur. "Tolong bilang alamatmu sekarang dan teman saya akan berangkat ke sana untuk bertemu."
Ia kemudian hilang kabar. Termasuk memblokir saya dari pertemanan sehingga saya tidak bisa mengakses akunnya sama sekali. Tapi maaf ya. Saya lebih jenius dari kepicikkannya. Saya Copy-Paste semua komunikasi kami dari tadi malam di kolom pesan saya dan saya simpan. Kemudian, saya meminjam Facebook teman di kantor untuk masuk, lalu mencari akunnya, untuk mengambil foto di akun Modena yang kira-kira menurut analisa saya merujuk ke siapa pelaku penipuan ini. Sebab jauh sebelum foto-foto hanphone dan kamera yang ia unggah ke akunnya, saya sangat yakin bahwa ini adalah akun facebook orang yang memang ada karena semua foto soal perjalanan liburannya di Singarpura dan beberapa teman ada di sana.
Sembari itu, saya segera menulis pernyataan dan mengirimkannya ke beberapa rekan wartawan untuk segera mempublikasinnya. Dan, tanpa ia ketahui, hanya dalam jangka waktu 30 menit, www.wartakupang.com, sudah merilis berita itu. Lalu mereka men-taq berita itu ke akun Modena. Lagi-lagi akun Facebook Warta Kupang di-blok oleh dia. Ini membuat saya semakin yakin bahwa dia adalah penipu kelas kakap yang sekarang sedang tenggelam ke lubang yang sudah saya siapkan sejak pagi tadi, saat ia salah mengirim gambar.
Saya masih punya bukti lagi. Saya membuka handphone saya, menyimpan foto profil yang ia gunakan di BBM, lalu sengaja mengirim pesan, "Kok saya diremove dari pertemanan FB?" Lalu saya menulis lagi, "Mohon maaf ya, foto profil Anda di BBM yang sama dengan di FB sudah saya save". Ketika saya mau mengirim pesan ini, sudah "Gagal" karena ia sudah menghapus pertemanan di BBM. Ya sudah. Tapi Anda tetap saja kalah karena foto profil BBM sudah saya simpan. Hahahahahahahahahahaha.