Mohon tunggu...
Juan Saragih
Juan Saragih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Satya Terra Bhinneka

Saya percaya bahwa pendidikan yang saya dapatkan tidak hanya mengasah pengetahuan akademik, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan sesama mahasiswa dari berbagai latar belakang, memperkaya perspektif saya tentang dunia. Dengan semangat untuk terus belajar, saya berharap dapat berkontribusi positif, baik di kampus maupun di masyarakat, serta siap menghadapi tantangan global yang ada di depan.

Selanjutnya

Tutup

Medan Artikel Utama

Wawancara Eksklusif tentang SDGs Ke-14 di Belawan: Di Balik Indahnya Laut Belawan

25 Januari 2025   17:43 Diperbarui: 27 Januari 2025   07:27 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan Mahasiswa ke pesisir pelabuhan Belawan | Dokumentasi Pribadi

Laut Belawan di Sumatera Utara selalu menjadi daya tarik bagi siapa saja yang melihatnya dari kejauhan. Namun, jika melangkah lebih dekat, ada masalah besar yang harus dihadapi "sampah".

Pesisir Belawan, yang menjadi sumber penghidupan masyarakat, kini perlahan kehilangan pesonanya akibat limbah yang mencemari ekosistem dan merusak keseimbangan lingkungan.

Dalam kunjungan kami ke Belawan, kami menemukan kenyataan pahit tentang dampak buruk sampah terhadap kehidupan di sana.

Salah satu suara yang mencerminkan perjuangan tersebut adalah Pak Yusuf, seorang penjaga pantai yang telah mendedikasikan hidupnya sejak 2014 untuk membersihkan sampah di pesisir. Setiap hari, ia mencangkul dan mengumpulkan sampah yang terus datang tanpa henti.

"Nggak ada yang benar-benar peduli, kehidupan di sini belum merdeka. Akses jalan susah, listrik nggak merata. Saya berharap kalau pantai ini bersih, banyak wisatawan yang datang, dan hidup kami jadi lebih baik," kata Pak Yusuf.

Wawancara bersama Pak Yusuf | Dokumentasi Pribadi
Wawancara bersama Pak Yusuf | Dokumentasi Pribadi

Menurut laporan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Medan, volume sampah yang mengotori laut Belawan sebagian besar berasal dari limbah domestik yang terbawa arus sungai ke pesisir. 

Selain itu, minimnya fasilitas pengelolaan sampah di kawasan ini membuat sampah terus menumpuk, sehingga sulit bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan layak dikunjungi wisatawan.

Rusaknya Ekosistem Laut Akibat Sampah

Husni, yang bekerja sebagai tukang las kapal selama dua tahun terakhir, merasa miris melihat kondisi laut yang semakin tercemar. Sampah di sekitar kapal yang bersandar membuat ekosistem laut di sekitarnya rusak.

"Banyak banget sampah di sekitar kapal. Pemandangannya kotor banget. Kalau kayak gini terus, bukan cuma lingkungan yang rusak, tapi juga ekosistem lautnya. Ikan dan biota lainnya bakal terancam," ujar Husni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun