PUISI RET-RET: SAJAK-SAJAK YANG TAK PERNAH PATAH
*Steven Saunoah
Sembari membawa nada-nada indah menembusi malam pekat,
Aku tersihir pada malam yang tak bernyawa ini.
Entahlah,...mungkinkah pikiranku yang salah ataukah aku terlalu candu pada kopi?
Mungkin malam tak bernyawa, tapi tak sepenuhnya menggertak diri.
Ada saja alasan untuk menerima malam ini,
Ada saja jawaban untuk menolak malam ini,
Tapi entahlah. Aku yang terlalu sibuk merawat asa, sampai lupa bahwa malam sedang menertawakanku.
Mungkin malam tak bernyawa. Tapi untuk kali ini saja ijinkanlah aku untuk mengusapi setiap tetesan hati yang patah.
Sebab, sajak-sajakku tak pernah rapuh jika malam ini kau menemaniku merajut kata yang indah.
Agar kelak jika malam ini kembali bernyawa, setidaknya aku pernah "berteriak" dalam senyap melalui sajak-sajak puisiku.
Sudut Penfui, 11/01/23