I/ Â Langkah kaki perlahan keluar mencari ngina
   melirik kompas, menatap sendu
   terpaku pada arah ngina yang menyebalkan
   yang datang untuk menerpa, lalu pergi membawa senyum
   pada bias-bias pohon yang tersentuh pada harapan palsu.
II/ Â Langkah kaki mulai bergerak...
   untuk siap menyusur jalan kota penuh keramaian.
   Sekarang bukan waktunya untuk tunduk pada kehendak
   melainkan pada irama jiwa yang selalu menuntun.
III/ Â Langkah terus bergerak...
    dan terus bergerak!
    sekarang bukan waktunya untuk menjadi pecundang
    yang selalu diludahi oleh ngina-angin kota.
    Tetapi jadilah pejuang
    yang selalu menatap realita penuh irama.
IV/ Â Kami bukan pecundang!
    kami bukanlah fatamorgana belaka!
    kamilah pejuang!
    yang siap merebut kemenangan
    bukan untuk mementaskan sandiwara di atas drama.
    Kami adalah 'tapak-tapak' pejuang.
Unit Ibrani
04/09/22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H