Mohon tunggu...
George Steven Limson Sinaga
George Steven Limson Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Environmental Infrastructure Engineering Student at Bandung Institute of Technology

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Limbah Cair Domestik di Masyarakat sebagai Solusi Berkelanjutan

27 Mei 2024   09:29 Diperbarui: 5 Juni 2024   22:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam era modern di mana populasi manusia terus bertambah dan aktivitas domestik semakin meningkat, pengelolaan limbah cair domestik telah menjadi salah satu tantangan utama bagi keberlanjutan lingkungan. Limbah cair domestik, yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti mandi, mencuci, dan buangan dari dapur, dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap sumber daya air dan ekosistem jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penerapan solusi berkelanjutan dalam pengelolaan limbah cair domestik di tingkat masyarakat menjadi semakin penting.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 80% dari semua penyakit di negara berkembang disebabkan oleh air yang tidak layak konsumsi dan sanitasi yang buruk. Limbah cair domestik yang tidak diolah dengan baik dapat mencemari sumber air bersih, menyebarkan penyakit, dan memberikan dampak negatif pada ekosistem perairan. Dalam konteks ini, pengelolaan limbah cair domestik yang efektif dan berkelanjutan menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Salah satu pendekatan yang semakin populer dalam pengelolaan limbah cair domestik adalah sistem pengolahan air limbah domestik berbasis masyarakat (Community-Based Domestic Wastewater Treatment Systems). Sistem ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan limbah cair domestik. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.

Salah satu contoh sukses penerapan sistem pengolahan air limbah domestik berbasis masyarakat adalah program "Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal" (IPAL Komunal) yang telah diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia. Program ini mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam membangun dan mengoperasikan fasilitas pengolahan air limbah skala kecil di lingkungan mereka sendiri. Limbah cair domestik dari rumah tangga dikumpulkan dan diolah melalui proses fisik, kimia, dan biologi sebelum dibuang ke badan air umum.

Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia, hingga tahun 2021, telah dibangun lebih dari 1.200 IPAL Komunal di seluruh Indonesia yang melayani lebih dari 500.000 rumah tangga. Program ini tidak hanya mengurangi pencemaran air, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, seperti penurunan biaya pengolahan air bersih dan peluang lapangan kerja baru dalam operasional dan pemeliharaan fasilitas pengolahan. Selain sistem pengolahan air limbah komunal, terdapat juga inisiatif lain seperti pemanfaatan kembali air limbah domestik untuk keperluan non-konsumsi, seperti penyiraman tanaman atau pembersihan. Teknologi daur ulang air limbah domestik skala rumah tangga, seperti sistem biosand filter atau wetland buatan, juga semakin berkembang dan memungkinkan masyarakat untuk mengelola limbah cair mereka secara mandiri.

Salah satu contoh inspiratif adalah program "Eco-Village" di Desa Citengah, Jawa Barat, Indonesia. Dalam program ini, masyarakat desa memanfaatkan kembali air limbah domestik yang telah diolah untuk keperluan pertanian dan peternakan. Air limbah yang telah diolah secara biologis digunakan untuk menyiram tanaman dan mengairi sawah, sementara residu organik dari proses pengolahan digunakan sebagai pupuk organik. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi pencemaran air, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan di desa tersebut.

Untuk mendukung pengelolaan limbah cair domestik berbasis masyarakat, diperlukan dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Pemerintah dapat memberikan insentif, seperti pengurangan biaya retribusi air limbah atau subsidi, bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam program pengolahan air limbah komunal atau inisiatif daur ulang air limbah. Selain itu, pemerintah juga dapat menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti jaringan perpipaan dan fasilitas pengolahan, serta melakukan kampanye edukasi secara berkelanjutan tentang pentingnya pengelolaan limbah cair domestik yang baik. Selain manfaat lingkungan, pengelolaan limbah cair domestik berbasis masyarakat juga dapat memberikan dampak sosial yang positif. Keterlibatan masyarakat dalam program-program ini dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap sumber daya air dan lingkungan sekitar. Hal ini juga dapat mempromosikan interaksi sosial dan membangun rasa kebersamaan di dalam komunitas.

Dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan, pengelolaan limbah cair domestik yang efektif dan melibatkan masyarakat menjadi sangat penting. Dengan partisipasi aktif masyarakat, serta dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, kita dapat mengurangi dampak negatif limbah cair domestik terhadap sumber daya air dan lingkungan, serta menciptakan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Pengelolaan limbah cair domestik berbasis masyarakat adalah solusi berkelanjutan yang dapat membawa perubahan positif bagi generasi sekarang dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun