Mohon tunggu...
George Steven Limson Sinaga
George Steven Limson Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Environmental Infrastructure Engineering Student at Bandung Institute of Technology

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Mengungkap Sanitasi dan Akses Air Bersih di Kota Bandung, Jawa Barat

21 Mei 2024   08:30 Diperbarui: 21 Mei 2024   08:31 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

                     Air bersih dan sanitasi yang memadai merupakan hak asasi manusia yang fundamental. Namun, masih banyak wilayah di Indonesia yang menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan ini, termasuk Kota Bandung. Dengan populasi yang padat, kebutuhan akan sanitasi yang layak dan akses air bersih menjadi semakin krusial. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, pada tahun 2020, sebanyak 83,36% rumah tangga di Bandung memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi layak seperti jamban sendiri dengan tangki septik. Meski demikian, masih terdapat 16,64% rumah tangga yang menggunakan fasilitas sanitasi yang tidak memadai atau bahkan tidak memiliki jamban sama sekali (BPS Kota Bandung, 2021). 

          Kondisi sanitasi yang buruk dapat memicu penyebaran penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit menular lainnya. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bandung, pada tahun 2020, terdapat 44.890 kasus diare di wilayah Bandung (Dinkes Kota Bandung, 2021). Angka ini cukup tinggi dan dapat mencerminkan masalah sanitasi yang perlu diatasi.

         Akses terhadap air bersih juga menjadi perhatian di Kota Bandung. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2020, sebanyak 79,93% rumah tangga di Bandung mendapatkan sumber air minum dari air kemasan, air ledeng/PAM, dan sumur terlindung. Sementara itu, 20,07% rumah tangga masih menggunakan sumber air minum yang kurang layak seperti sumur tidak terlindung, air hujan, atau sungai (BPS Kota Bandung, 2021). Keterbatasan akses terhadap air bersih dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diare, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernapasan. Selain itu, hal ini juga dapat menghambat aktivitas sehari-hari masyarakat dan menurunkan produktivitas.

         Pemerintah Kota Bandung telah berupaya meningkatkan akses terhadap sanitasi yang layak dan air bersih bagi masyarakat. Salah satu program yang dijalankan adalah pembangunan fasilitas sanitasi komunal seperti jamban umum dan sumur bor. Namun, upaya ini masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat.Selain itu, partisipasi masyarakat juga sangat penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan sumber air bersih dengan bijak. Beberapa komunitas lokal di Bandung telah mengambil inisiatif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi yang baik dan mengajak mereka untuk terlibat dalam program-program kebersihan lingkungan.

         Meskipun Kota Bandung telah mencapai beberapa kemajuan dalam menyediakan sanitasi yang layak dan akses air bersih, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi terkait sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini secara menyeluruh. Dengan upaya yang konsisten dan partisipasi aktif dari semua pihak, Bandung dapat mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi seluruh penduduknya. 

Sumber:

  1. Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2021). Kota Bandung dalam Angka 2021.              
  2. Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2021). Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun