Mohon tunggu...
Steven Bong
Steven Bong Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi bermain games, coding, dan belajar hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pola Pikir Siswa SMA Indonesia dalam Menentukan Perguruan Tinggi

14 Februari 2024   22:08 Diperbarui: 20 Februari 2024   11:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perguruan tinggi merupakan hal yang sangat penting bagi para siswa SMA tingkat akhir yang ingin melakukan studi lanjut. Mengingat, sebentar lagi akan dilaksanakan seleksi perguruan tinggi membuat para siswa SMA tingkat akhir harus menentukan perguruan tinggi yang ingin mereka tuju, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Menentukan perguruan tinggi merupakan hal yang sangat krusial, mengingat proses studi yang mereka lakukan tidaklah sebentar, sehingga mereka harus menentukan perguruan tinggi yang tepat dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Salah satu contohnya adalah siswa kelas XII di SMA Pangudi Luhur II Servasius yang menjelang proses seleksi perguruan tinggi sudah harus menentukan perguruan tinggi pilihan mereka. Mayoritas siswa kelas XII di SMA Pangudi Luhur II Servasius menempatkan skala prioritas untuk memilih perguruan tinggi negeri terlebih dahulu, sebelum akhirnya memilih swasta jika tidak terseleksi untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Mayoritas dari siswa kelas XII di SMA Pangudi Luhur II Servasius memiliki ambisi yang luar biasa hingga rela untuk mengikuti semua seleksi yang ada, mulai dari SNBP, SNBT hingga jalur Mandiri.

Banyaknya siswa SMA yang mendaftar di perguruan tinggi akan membuat persaingan menjadi semakin sulit, mengingat tidak hanya satu sekolah yang memperebutkan kursi di perguruan tinggi negeri dan daya tampung yang disediakan sangatlah terbatas. Akan tetapi, hal ini bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap saling berlomba untuk masuk ke dalam Perguruan Tinggi Negeri. Fenomena ini tentunya menjadi sebuah tanda tanya besar bagi kita semua. Apa yang mereka tuju dalam meraih perguruan tinggi? Apa yang mereka pertimbangkan dalam menentukan perguruan tinggi yang akan mereka pilih? Mengapa mayoritas dari mereka lebih memilih untuk melanjutkan studi mereka di perguruan tinggi negeri daripada perguruan tinggi swasta?

Dalam menentukan perguruan tinggi terdapat banyak faktor yang menjadi pertimbangan, seperti reputasi, akreditasi, prospek kerja, dan masih banyak lagi. Faktor-faktor tersebut seringkali menjadi pertimbangan sebagian besar siswa SMA dan wali mereka. Akan tetapi, terdapat pondasi utama dari semua faktor tersebut, yaitu sistem pengelolaan yang baik.

Sistem pengelolaan yang baik merupakan pondasi utama agar seluruh kegiatan dan aktivitas di kampus dapat berjalan dan terlaksana dengan baik dan lancar. Sistem pengelolaan yang baik memungkinkan berbagai proses dalam perguruan tinggi seperti pendaftaran, pembayaran, jadwal kuliah, hingga pengelolaan fasilitas kampus dapat berjalan dengan efisien dan transparan. Mahasiswa dan wali mereka dapat dengan mudah mengakses informasi tentang perkuliahan, begitu pula dengan para dosen dan tenaga ahli yang dapat melaksanakan kewajiban mereka dengan efektif.

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012, perguruan tinggi negeri (PTN) merupakan perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan perguruan tinggi swasta (PTS) merupakan perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk badan penyelenggara, seperti yayasan. Hal ini tentunya akan sangat berdampak pada pengelolaan sebuah perguruan tinggi.

Perguruan tinggi negeri memiliki biaya yang lebih murah, karena disubsidi langsung oleh pemerintah, kecuali bagi siswa yang mendaftar jalur mandiri akan dikenakan biaya tambahan berupa Iuran Pembangunan Institusi (IPI). Selain itu, perguruan tinggi negeri juga dapat memperoleh akreditasi tingkat nasional yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti BAN-PT dengan lebih mudah, karena dikelola langsung oleh pemerintah. Dengan adanya sedikit kemudahan dalam memperoleh akreditasi ini, perguruan tinggi negeri dapat terus mengembangkan kualitasnya hingga memperoleh akreditas yang tinggi dan menghasilkan reputasi yang baik di dunia pendidikan dan dunia kerja.

Berbeda dengan perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta memiliki biaya kuliah yang lebih mahal dan terdiri dari berbagai jenis biaya, seperti biaya pembangunan kampus, biaya SKS, dan sebagainya. Akan tetapi, hal ini masih dapat diatasi menggunakan beasiswa yang diberikan oleh kampus swasta tersebut ataupun dari pihak luar. Dalam memperoleh akreditasi, perguruan tinggi swasta harus berusaha dengan keras dan mandiri, karena perguruan tinggi swasta tidak dikelola oleh pemerintah, melainkan oleh sebuah yayasan atau badan penyelenggara lainnya. Hal ini menyebabkan jumlah perguruan tinggi swasta yang memiliki reputasi serta akreditasi yang tinggi lebih sedikit daripada perguruan tinggi negeri. Hanya sedikit perguruan tinggi swasta yang dapat bersaing dengan perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia, seperti BINUS University dan Telkom University. Berdasarkan QS World University Rankings pada tahun 2023, BINUS University menjadi perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada urutan ke-10 dan disusul oleh Telkom University pada urutan ke-11.

Pada akhirnya, reputasi dan akreditasi menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan perguruan tinggi yang akan dituju. Perguruan tinggi dengan reputasi dan akreditasi yang baik biasanya akan lebih dilirik oleh calon mahasiswa karena dianggap mampu memberikan pendidikan yang berkualitas dan memiliki prospek kerja yang lebih baik setelah lulus. Akan tetapi, terkadang kualitas dan kuantitas perguruan tinggi tidak selalu sesuai dengan akreditasi dan reputasi mereka yang tinggi. Terdapat beberapa kasus dimana perguruan tinggi negeri yang biasanya memiliki reputasi dan akreditas yang tinggi, kalah dalam hal fasilitas dan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh perguruan tinggi swasta.

Melalui hal tersebut, diperlukan perubahan pola pikir siswa SMA agar tidak menentukan perguruan tinggi berdasarkan reputasi, akreditasi, dan status perguruan tinggi tersebut sebagai negeri ataupun swasta. Siswa harus berpikir dengan lebih kritis dan berpandangan luas dalam menilai perguruan tinggi yang akan mereka pilih. Fakta dan data lapangan haruslah menjadi acuan utama dalam menentukan perguruan tinggi, seperti hasil penelitian, prospek kerja lulusan, kualitas pendidikan, fasilitas, dan lain sebagainya. Dengan memiliki pola pikir yang kritis dan terbuka, siswa dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam memilih perguruan tinggi yang akan menentukan masa depan mereka.

Daftar Pustaka :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun