Mohon tunggu...
Ahmad afif
Ahmad afif Mohon Tunggu... Dosen - Afif

fleksibel adalah kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mudik Awal untuk Suasana Sepi nan Hemat

20 Maret 2024   11:49 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:09 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By:

Ahmad Afif

Lebaran akan tiba. Arus orang akan menghiasi pelosok negeri tercinta ini. Tidak terkecuali bagi saya seorang perantau yang berasal dari Banyuwnagi, Jawa Timur. Bagi saya MUDIK adalah kewajiban setiap tahun. Aktivitas ini merupakan rutinitas bagi para perantau untuk sekedar melepas rindu di kampung halaman. Seperti biasa, saya selalu menyempatkan diri mudik awal untuk mengantarkan anak istri ke kampung halam mereka. Maklum saja, crowdit-nya jalanan plus mahalnya angkutan lebaran karena demand yang over capacity membuat saya harus melaksanakannya. Anak kecil paling tidak bisa dempet-dempetan dengan penumpang lainnya selama perjalanan plus kondisi dalam transportasi yang memakan durasi lebih dari setengah hari perjalanan. Oleh karenanya, alternatifnya, saya gunakan waktu mudik awal hanya mengantarkan anak istri kemudian kembali lagi ke Jakarta untuk merampungkan kerjaan.

Okezone.com
Okezone.com

Tol Bocimi siap menyambut lebaran 2024 yang terlihat masih sepi saat awal bulan puasa 2024.

Sejarah mudik tidak lepas dari fenomena perpindahan penduduk di masa lebaran idul fitri. Walaupun kita tidak menampik bahwa momen lainnya juga akan menyebabkan budaya mudik terjadi. Seperti halnya akhir tahun masehi, hari raya agama lainnya, dan long weekend. Dilansir dari beberapa media serta wikipedia, 2024 mengatakan bahwa kata mudik diambil dari bahasa Indonesia (KBBI) dengan sinonim pulang kampung. Mudik diartikan kegiatan perantau/pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Disamping itu, kepopuleran mudik sudah ada sejak tahun 1970-an. Kata Mudik merupakan serapan dari bahasa jawa yaitu mulih disik (pulang awal). Akan tetapi, bagi orang Betawi mudik juga diartikan kembali ke udik (pulang kampung).

VOI.com, 2021 mengulas istilah mudik dari berbagai sumber. Jurnalis senior, Alwi Shahab, dalam buku berjudul Maria van Engels: Menantu Habib Kwitang (2006) juga mengangkat pengistilahan mudik dari sudut pandang perantau minang. Komaruddin Hidayat dalam tulisan di e-book berjudul Indahnya Mudik Lebaran (2015), menjelaskan romantisme mudik sebagai nostalgia dan napak tilas semasa remaja. Banyak masyarakat yang menggunakan waktu mudiknya untuk hal lain selain melepas rindu pada sanak famili dan kampung. 

Ada juga masyarakat yang pulkam (pulang kampung) untuk bernostalgia tempat dimana mereka dilahirkan serta rekam jejak waktu masih kecil atau muda. Bagi para tokoh nasional, mudik juga memberikan arti komunikasi politik dengan masyarakat di kampung halaman mereka. Akan tetapi, bagi orang yang sudah lansia, budaya mudik sudah mulai tidak berlaku lagi apalagi orang tua dan orang yang dituakan sudah tidak ada. Itulah alasan orang mudik tiap menjelang lebaran di negeri tercinta kita ini.

Menjelang mudik lebaran, otomatis pergerakan orang membutuhkan sarana transportasi baik darat, udara, dan laut. Dikutip dari Kemenhub RI, 2023 menyatakan bahwa adanya tren pergerakan masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang. 

Angka tersebut meningkat pesat dibandingkan potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang. Namun ironinya, kebijakan transportasi yang ditandatangani oleh Kemenhub RI, Polri, dan Bina Marga hanya berfokus pada zona darat saja yang diatur secara ketat. Adapun zona udara dan laut biasa saja pembatasannya. Hal tersebut disinyalir bahwa potensi darat jauh lebih crowdit daripada potensi zona laut dan darat. Setidaknya ada sejumlah strategi yang disiapkan pada zona darat mudik lebaran 2024 ini. 

Sejumlah strateginya yaitu: one way, ganjil genap, contra flow, pengaturan angkutan barang, dan arus balik lebaran 2024. Tidak salah apabila kebijakan tersebut selaras dengan favorit jalur para pemudik lebaran. Dulu, kereta api menjadi moda transportasi andalan bagi para pemudik lebaran. 

Namun, setelah pemerintah membangun tol trans jawa, shifting transportasi darat beralih ke BUS maupun mobil pribadi. Bus yang melayani rute trans jawa sangat variatif jumlahnya serta kapasitasnya. Bayangkan saja, bus yang dulunya didominasi oleh normal deck, kini juga mendominasi jenis lainnya seperti high decker, super high decker, dan double decker. 

Kelasnya bervariasi mulai ekonomi, executive hingga super executive atau premier. Justru, variasi bus tersebut akan semakin memanjakan para pemudik lebaran untuk dapat merasakan sensasi perjalanan selama berada di jalan. Service-nya pun beragam, mulai dari pelayanan normal hingga kapasitas pelayanan VVIP.

Detik oto.com
Detik oto.com

Bus double deck menjadi altenatif pilihan para pemudik lebaran 2024.

Akan tetapi, kereta api tetap tidak kehilangan momen mudik sebagai jasa transportasi andalan masyarakat sejak dulu. Dilansir dari situs Jatim Times, 2024  bahwa Kereta api (KAI) antarkota rupanya menjadi moda transportasi paling diminati oleh masyarakat untuk mudik 2024 kali ini. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil survei prediksi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024.  Dalam survei yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika, minat masyarakat mudik dengan kereta api antarkota diprediksi akan menjadi moda transportasi dengan jumlah pengguna terbanyak. Yakni sebesar 39,32 juta orang atau 20,3%.

wartakita.com
wartakita.com

Kereta api menjadi salah satu moda transportasi paling diminati pemudik.

Permasalahannya sekarang ada pada budgeting cluster. Masyarakat cenderung lebih memilih moda transportasi gratis alis free 100% daripada berbayar. BUMN telah banyak memberikan program tersebut setiap tahun, namun tetap membatasi kuota agar menjaga iklim bisnis trasnportasi yang hemat. Begitu juga dengan perusahaan lainnya yang memberikan program yang semisal agar para karyawannya dapat mudik secara murah meriah. Begitu juga, saya yang lebih memilih mudikkan awal anak istri agar lebih murah meriah. Semua itu dilakukan tidak lain agar mudik awal lebih sepi kondisi dan hemat anggaran.

Ahmad Afif

Pengamat Transportasi Publik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun