BAKTIKU PADAMU
Sekapur sirih mewarnai bilur-bilur sepi
pada bibir atoin amaf kami.
Warna-warni dunia memuncak,
mendaki kehendak dan kemauan insan modern.
Nyanyian "Kuan Kefa" seolah melahirkan kami kembali akan kampung halaman,
Yang mungkin hampir diseret zaman.
Dinding-dinding batinku bergeming, memicu baktiku kembali pada kampung budaya
yang telah lama tak kusapa.
"Ijinkanlah kusayangi dirimu, seperti kedua orang tuaku.
Ijinkanlah kuceritakan kepada dunia tentang indahnya tarian Bidu,