SURAT KECIL BERSAYAP RINDU
Tembok itu masih jadi penghalang yang terlalu tinggi...
Sampai ujungnya pun tak kuketahui.
Beribu anak tangga asa kupanjatkan, namun tak kunjung sampai.
Adakah jalan tengah?
***
Sore itu, hujan begitu derasnya mengguyur Kota Karang.  Di balik jendelan, sepasang bola mata sedang menatap dedaunan yang dengan sabarnya dibasahi air mata alam. Dingin yang turut serta menemaninya sore itu  mengalahkan secangkir teh hangat pada genggamannya. Kini, apalagi yang bisa menghangatinya?
Ding...dong...Suara notif Whatsapp menydarkan Ana dari lamunannya.
"Ana...Salve...Apa kabar?"
"Demi apa? Apa ini mimpi?", kata Ana dalam hati sambil mengusap kedua bola matanya. Berharap ini benar-benar nyata.
Ya...Ini merupakan pesan yang benar-benar dirindukan Ana. Sebuah notif yang benar-benar membahagiakan baginya. Siapa lagi kalau bukan dari.....(seseorang yang aku banggakan).