Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA-KUPANG
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan segala jiwa. Tulisan yang saya senangi adalah puisi. Jika jatuh maka bangkit lagi. Never Give Up.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Kecil Bersayap Rindu

1 April 2023   23:50 Diperbarui: 1 April 2023   23:52 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Depositphotos

SURAT KECIL BERSAYAP RINDU


Tembok itu masih jadi penghalang yang terlalu tinggi...

Sampai ujungnya pun tak kuketahui.

Beribu anak tangga asa kupanjatkan, namun tak kunjung sampai.

Adakah jalan tengah?

***

Sore itu, hujan begitu derasnya mengguyur Kota Karang.  Di balik jendelan, sepasang bola mata sedang menatap dedaunan yang dengan sabarnya dibasahi air mata alam. Dingin yang turut serta menemaninya sore itu  mengalahkan secangkir teh hangat pada genggamannya. Kini, apalagi yang bisa menghangatinya?

Ding...dong...Suara notif Whatsapp menydarkan Ana dari lamunannya.

"Ana...Salve...Apa kabar?"

"Demi apa? Apa ini mimpi?", kata Ana dalam hati sambil mengusap kedua bola matanya. Berharap ini benar-benar nyata.

Ya...Ini merupakan pesan yang benar-benar dirindukan Ana. Sebuah notif yang benar-benar membahagiakan baginya. Siapa lagi kalau bukan dari.....(seseorang yang aku banggakan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun