Agar semesta bisa diajak berbicara,
tentang ramainya dunia mimpi,
yang tersakiti jarum perindu.
"Masih saja kau (bersedih) di antara ribuan mawar indah kasih-Ku.
Lupakan saja dosamu yang pelik di tepian,
dan tinggalkan saja rindumu di depan rumah-Ku".
Terkadang rapuh, kadang pula (rapuh).
Mungkin hanyalah bias kecil senyuman
yang terpampang indah di raut bibirmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!