Mohon tunggu...
Steven Ferdinand
Steven Ferdinand Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Gerakan Body Positivity adalah Hal yang Positif?

4 Juni 2024   08:33 Diperbarui: 4 Juni 2024   08:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Body positivity merupakan suatu istilah yang merujuk pada suatu penerimaan diri sendiri yang terlepas dari berbagai kekurangannya. Hal ini kemudian menjadi salah satu langkah dalam memerangi standar kecantikan yang melekat pada masyarakat, seiring dengan kesadaran untuk menjaga kesehatan mental yang baik. Gerakan ini berjalan untuk mempromosikan penerimaan bentuk tubuh, ukuran, dan penampilan diri tanpa mengubah apapun.

Gerakan body positivity dimulai pada tahun 1960-an oleh The National Association to Aid Fat Americans (NAAFA) dengan melakukan kampanye untuk memperjuangkan hak orang-orang yang memiliki berat badan yang lebih dari standar kecantikan pada masa itu. Orang-orang tersebut kerap mengalami diskriminasi  dan juga sering mengalami stereotip serta stigmatisasi yang dapat menyebabkan kerusakan psikologis dan juga fisik mereka.

Seiring berjalannya waktu, NAAFA mendorong terciptanya gaya hidup yang lebih radikal seperti "pembebasan lemak" atau fat underground bagi mereka yang mengalami penindasan dikarenakan berat badan mereka yang tidak sesuai dengan standar kecantikan.

Menurut para ahli, gerakan body positivity memiliki beberapa hal yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah:

  • Tujuan Gerakan: Gerakan body positivity bertujuan untuk menghapus standar kecantikan yang menghapuskan hak orang-orang dan juga mengedukasi masyarakat untuk memiliki pola berpikir yang lebih baik. Namun seiring berjalannya waktu, gerakan ini justru mendorong glorifikasi tubuh overweight atau obesitas yang dapat membahayakan kesehatan.
  • Kesehatan: Walaupun kesehatan mental yang baik perlu untuk dijaga, kesehatan tubuh juga sama pentingnya. Adanya alat yang disebut dengan 'timbangan' digunakan untuk memeriksa dan menjaga kesehatan dari gejala awal penyakit. Menurut Riskesdas, 35,4% orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas pada tahun 2018 yang berarti 1 dari 4 orang dewasa mengalami obesitas.
  • Penerimaan Diri: Gerakan body positivity memang bertujuan untuk meningkatkan percaya diri terhadap bentuk dan ukuran tubuh, tetapi dengan penerimaan diri yang tidak diusulkan dengan menjaga kesehatan tentu akan berdampak pada diri.
  • Pengaruh Media: Seiring berjalannya waktu, teknologi dan media akan berkembang dan dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Media akan membantu berbagai orang terutama wanita untuk menjadi lebih percaya diri dengan tubuhnya, tetapi media juga bisa menyalurkan hoax atau berita palsu kepada masyarakat yang mungkin akan berdampak pada kesehatan mereka.

    Kesehatan mental perlu dijaga dan gerakan body positivity dapat mewujudkan tujuan yang baik untuk menghentikan diskriminasi yang diakibatkan oleh standar kecantikan. Akan tetapi, hal ini bisa menjurus pada mengglorifikasikan obesitas yang dapat menurunkan kesadaran orang yang overweight untuk mengatur berat badan mereka sehingga akan berdampak buruk pada kesehatan mereka. Selain itu, pengaruh media dapat meningkatkan lingkungan yang tidak sehat dan menurunkan percaya diri seseorang sehingga dapat mengganggu kesehatan psikologisnya. Dengan rasa tidak percaya diri yang menurun, hal ini dapat mendorong beberapa orang untuk melakukan diet ekstrim sehingga kesehatan tubuh mereka juga terancam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun