Mohon tunggu...
Ws Gulo
Ws Gulo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menyalurkan emosi dengan menulis diiringi alunan musik piano adalah salah satu kebahagiaan sederhana bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tulang yang Patah

10 April 2014   22:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13971163091002027221

[caption id="attachment_319473" align="aligncenter" width="300" caption="http://www.bubblews.com"][/caption]

Kita adalah tulang yang patah
Berjalan namun tak mampu melangkah
Memberontak namun tak kuat
Hanya semangat yang tak pernah padam

Kita adalah tulang yang patah
Merangkak di tanah dalam asa
Mengais setiap harapan dalam keputusasaan
Berteriak, berontak, dan melawan!!

Kini kami tak mau lagi diam
Dengan bualanmu yang sesejuk angin sorga!
Oh cukup sudah kami makan tanah merah selama merangkak
Kini kami tak lagi diam!

Kau jangan kira kami akan tetap merangkak
Kau salah!!
Otot semangat kami tak pernah padam
Kau kira kami sudah keropos??
Oh tidak!! Kami sudah tak bodoh lagi

Cukup sudah kau pimpin kami dengan tipuan
Kini kami akan bersuara lantang!!
Dan kau akan tahu betapa kuatnya kami dalam asa

Medan, April 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun