Mohon tunggu...
Steve Janssen Putra Kusuma
Steve Janssen Putra Kusuma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelawak tongkrongan

Saya adalah manusia 👍🏻

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selalu di Hati

8 Oktober 2024   10:54 Diperbarui: 8 Oktober 2024   11:10 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   Hari pertama ku masuk sekolah pada jenjang SMP. Pagi yang cerah disaat jam istirahat sekolah, di sepanjang koridor yang penuh canda tawa, ku melihat seorang perempuan dengan tawanya yang candu dan parasnya yang menawan, dan perempuan itu menatapku dengan pandangan yang begitu indah. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dan ini adalah awal dari kisah asmara seorang remaja bernama Angkasa yang duduk dibangku SMP. Nama dari perempuan itu adalah Livana, saat-saat yang mendebarkan ketika Angkasa mulai mendekati Livana, sepulang sekolah Angkasa dan Livana mulai mengobrol, bercerita, dan saling berbagi pengalaman sampai tak terasa hari mulai gelap dan Livana dijemput oleh orang tuanya, sejak saat itu Angkasa dan Livana menjadi sangat dekat, mereka menjadi bahu untuk bersandar satu sama lain disaat mereka ada masalah. Pada saat field trip Angkasa mengajak Livana untuk duduk sebelahan dan tentu saja Livana menerima ajakan dari Angkasa, di bus mereka mengobrol dan tertawa bersama terasa waktu seakan sangat cepat, 

perjalanan dari sekolah ke tempat field trip terasa hanya beberapa menit, pada awalnya Angkasa berencana untuk menghabiskan waktu kosong dengan jalan-jalan bersama Livana berkeliling tempat itu namun rencana itu gagal karena setelah makan bersama, Livana langsung pergi bersama teman-temannya dan Angkasa hanya bisa melihat Livana bersama teman temannya menjauh dari saung tempat mereka berkumpul, Angkasa berkata dalam hatinya 

"mungkin bukan hari ini kesempatan itu datang tapi aku akan tetap berjuang dan menanti kesempatan itu" Sampai mereka kembali ke bus walaupun Angkasa sedikit merasa kecewa karena tidak berhasil menjalankan rencananya untuk jalan-jalan dengan Livana tapi ia sadar bahwa Livana juga punya waktu untuk bersama teman-temannya jadi Angkasa tetap bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Hari-hari yang indah dan terlalu cepat untuk dilewati hingga suatu saat di acara kesenian sekolah Livana terpilih untuk ikut pelatihan pertunjukan drama sedangkan Angkasa terpilih dalam pertunjukan formasi bendera, pelatihan berlangsung beberapa minggu dan karena pelatihan itu Angkasa dan Livana jadi jarang memiliki waktu bersama. Sialnya kerenggangan antara Angkasa dan Livana dimanfaatkan oleh seorang siswa bernama Bintang untuk mendekati Livana tanpa diketahui oleh Angkasa, 

beberapa minggu kemudian Angkasa sudah jarang berbicara dengan Livana namun perasaannya pada Livana tidak pernah pudar. Angkasa melalui hari-hari yang berat tanpa Livana ketahui karena mereka sudah jarang bercerita, banyak masalah yang di alami oleh Angkasa seperti masalah keluarga yang membuat kedua orang tuanya hampir bercerai dan masalah ekonomi keluarganya dimana orang tua Angkasa ditipu oleh temannya sehingga uang untuk investasi dibawa kabur, hal-hal ini membuat rumah tempat tinggal Angkasa menjadi tidak nyaman bahkan tidak terasa seperti rumah. 

Angkasa pun kembali pada Livana ia menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi pada keluarganya yang membuat ia stress dan tidak nyaman, namun respon Livana kali ini berbeda ia tidak seperti biasanya. Karena hal itu Angkasa pun mencari tahu apa yang terjadi dan ternyata Livana sedang dekat dengan Bintang, Angkasa patah hati ia seakan tidak percaya semua yang telah ia lewati bersama Livana sirna begitu saja tapi kehidupan harus tetap berjalan dengan berat hati Angkasa mulai melupakan Livana dan fokus pada pertemanan dan hobinya. Walaupun tidak mudah melupakan sebuah memori yang sangat indah, setelah kurang lebih satu tahun Angkasa akhirnya berhasil melupakan Livana dan tidak lama setelah itu terdengar kabar bahwa Livana dan Bintang sudah tidak lagi bersama, 

Bintang sudah pindah sekolah juga. Tidak lama setelah kejadian itu Angkasa diajak untuk pergi jalan-jalan bersama tiga temannya dan ternyata Livana juga ikut, pada saat jalan-jalan Angkasa tidak merasa ada hal aneh yang terjadi atau ada perasaan yang timbul kembali namun sepulangnya ia dari tempat itu entah mengapa Angkasa merasa tertarik lagi dengan Livana dan mulai mencoba mendekati Livana lagi dan kali ini ia berhasil mendapatkan Livana kembali karena ternyata Livana masih sangat peduli pada Angkasa hanya saja pada saat ia dekat dengan Bintang itu juga dikarenakan Livana merasa Angkasa telah berubah, Angkasa tidak lagi sama sehingga Livana dekat dengan Bintang. Pada akhirnya mereka berdua pun meluruskan semuanya dan saling mengerti sehingga mereka kembali bersama. 

                                        TAMAT

Pesan yang dapat kita ambil dari kisah Angkasa adalah kita harus saling mengerti dan memahami keadaan satu sama lain, kita juga harus mengintrospeksi diri dan tidak langsung menyimpulkan suatu hal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun