Dalam perjalanan hari ini dari semarang ke Jogja,pukul jam 03.00 supir menarik penumpang seorang wanita yang hanya mampu membayar 10.000 dari 50.000 biaya yang harus dibayarkan.
Dalam perjalanan, Perempuan ini bercerita bahwa ia adalah seorang PRT yang bekerja di rumah seorang juragan di Pekanbaru. Ia sebelumnya ditawarkan kerja sebagai seorang Baby Sister oleh sebuah lembaga yang mengaku sebagai penyalur tenaga kerja. Awalnya ia dijanjikan ditempatkan di Jakarta, namun akhirnya Ia harus menerima kerja di Pekanbaru dengan Gaji 1,5jt/bulan.
Ia mengaku lari dari sang majikan lantaran tidak tahan dengan perlakuan sang majikan. Baru 2 minggu dia bekerja dirumah tersebut. Menurutnya, perlakuan sang majikan sangat keterlaluan. Bangun jam 5 pagi dan baru bisa istirahat jam 12 malam. Makan dijatah 2 x sehari dengan jam yang tidak teratur dan porsi seperti kucing. Belum lagi sikap sikap yang kurang menyenangkan dari sang majikan.
Tidak hanya dirinya yang mengalami hal serupa 4 teman kerja lainnya juga bernasib sama bekerja ditempat itu. Dan dengan bantuan uang dari pamannya, ia dan teman temannya nekat pergi dari rumah itu. sebelumnya ia sudah berusaha protes kepada lembaga yang menyalurkannya, namun tidak ada tanggapan. Dn ketika ia ingin mengajukan pengunduran diri ke sang majikan, ia dipaksa membayar 3,5jt sebagai ganti rugi kontrak. Alhasil, ia memilih lari dan tanpa dibayar oleh sang majikan.
Cerita sang penumpang perempuan ini memang sungguh miris bila benar benar terjadi. Dan saya yakin, hal serupa memang banyak terjadi di Indonesia. Bukan, ini bukan hanya kesalahan pemerintah yang tidak mampu membuat sistem pengaturan dan pengawasan yang baik bagi tenaga kerja di Indonesia. Bukan hanya itu.
Ini adalah masalah tentang kita sebagai seorang manusia dan perilakunya sebagai manusia.
Dimana letak sisi manusia ketika sang majikan hanya memberikan makan sekedarnya bahkan sangat sedikit kepada orang orang yang sudah membantunya?
Dimana letak sisi manusia ketika ada orang orang yang mengambil kesempatan meraup keuntungan dari orang orang yang membutuhkan dan mau bekerja?
Diana letak sisi manusia ketika ada orang orang yang tega menyusahkan orang yang sudah mengalami kesulitan?
Benarkah kita manusia dengan sikap manusia? Apakah kita tidak malu karena seekor hewan dapat memberikan kasih sayangnya pada sesamanya, sementara kita tidak?
Stevanus Eko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H