Mohon tunggu...
Stevani Pratama
Stevani Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis dan memasak Saya menjadi juara 2 lomba essay di Kampus dalam event islamic banking 2023, menjadi penulis terbaik cipta puisi nasional yang diselenggarakan oleh PT Sinar jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Media Sosial Sebagai Media Membangun Moderasi Beragama

24 Mei 2024   20:00 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moderasi Beragama
Dilihat dari konteks masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman, konsep dari
moderat dalam suatu masyarakat haruslah menjadi sesuatu yang terimplementasikan dengan
baik dalam setiap aspek kehidupan. Moderat merupakan paham yang berada di tengah tidak
memihak pada siapa pun, tetapi menjadi pemersatu diantara dua kubu yang bersebrangan. Kata
"Moderasi" berasal dari bahasa latin "moderatio" yang berarti ke-sedang-an (tidak berlebihan
dan tidak kekurangan). Dalam Kamus Besar Basa Indonesia (KBBI), moderasi diartikan dengan
dua penjelasan arti yaitu pengurangan kekerasan dan penghindaran keesktreman.
Moderasi beragama dapat dipahami dengan cara pandang, perilaku, sikap yang betada pada
posisi netral tanpa berlebih-lebihan dalam beragama yaitu beragama secara ekstrem (Hefni,
2020). Jadi bisa dikatakan bahwa sikap moderat dalam beragama , selalu berada dalam jalan
tenga, hal ini bisa akan lebih mudah direalisasikan jika memiliki pengetahuan tentang agama
yang baik sehingga nantinya bisa bersikap secara bijak dan tahan terhadap godaan sehinga bisa
bersikap secara tulus tanpa merasa terbebani, dan tidak mersa egois atas pendapatnya sendiri.
Moderasi beragama merupakan langkah awal agar bisa menumuhkan toleransi dan persatuan
diantara satu kelompok dengan kelompok lainya, anatar kelompok dengan kelompok lainya,
anatara pemeluk agama satu dengan pemeluk agama lainya.
Moderasi beragama yaitu dengan memperlakukan orang lain dengan hormat dengan
menerima segala perbedaan sebagai salah satu ciri keagamaan. Perbedaan seperti
keyakinan,agama,tradisi, bahasa, keyakinan, suku serta golongan hal ini tidak menjadi
penyebab penyelewengan yang dapat merusak tali persaudaraan. Persoalan menegnai moderasi
beragam bukan hanya perihal kepentingan masing-masing dari orang saja, tetapi hal ini juga
menjadi bagian dari kepentingan bagi selirih umat dan masyarakat. Setiap lapisan masyarakat
sejatinya dapat saling bekerja sama dalam membangun iklim beragama yang moderat dan juga
santun.
2. Urgensi Konten Moderasi Beragama di Media Sosial
Media merupakan berasal dari kata jamak medium yang memiliki arti perantara,
secara khusus media bisa diartikan sebagai media komunikasi yang dipergunakan untuk
membawa informasi kepada seseorang (Kustiawan, Usep 2016). Sementara untuk media
sosial merupakan alat untuk berkomunikasi yang menggunakan internet dalam
pengoperasiannya seperti instagram, google, whatsapp,youtube, serta telegram dan media
sosial lainya, yang dipergunakan secara bebas oleh masyarakat dalam mencari sesuatu, membangun hubungan dengan sesama antar individu (Saragih et al., 2021). Media sosial
pada saat sekarang ini dijadikan oleh masyarakat untuk memenuhi segala keperluan yang
tidak dihindari dari segala aspek kehidupan. Hal ini ditandai dengan sudah begitu banyak
masyarakat yang menggunakan media sosial. Salah satu manfaat dari meida sosial yaitu bisa
mengirim pesan penting dengan cepat denga jangkauan yang luas, sehingga hal ini bisa
menjadi wadah yang efektif dalam meneybarkan informasi serta pesan kebaikan.
Fenomena cyberreligios (belajar agama di internet) sudah gencar dilakukan dengan
seiringnya berkembangnya dakwah melalui media online. Fenomena seperti sudah tidak baru
lagi bagi masyarakat, sehingga pada saaat ini, orang-orang yang tidak menempuh pendidikan
pada pendidikan agama pun bisa seolah-olah mereka paham akan agama seperti pendakwah
yang serba tau. Konsultasi tentang keagaamn yang dilakukan melalui media sosial ini bisa
menghawatirkan apa bila nantinya tekontaminasi oleh konten-konten yag berbau konservatif.
Yang mana dapat nemumbukan sikap radikal dan juga ekstrem. Sehingga pada akhirnya, jika
pengguna tersebut selalu percaya secara 100% mengenai konten yang diperoleh tersebut
maka akan melahirkan pelaku-paleku agama yang tidak memiliki toleran serta egiois dengan
ajaranya sendiri.
Kerisauan ini seharusnya bisa diikuti dengan kesadaran oleh para pengguna media
sosial dalam mengakses konten-konten yang menyanangkan. Diantaranya yaitu dengan
konten-konten yang berkaitan mengenai moderasi untuk mengkampanyekan hubungan yang
harmonis antar sesama. Urgensi dari moderasi beragama ini semestinya digaungkan dengan
cara pemanfaatan media sosial sebagai wadah untuk bisa menyebarkan syiar-syiar positif.
Ada beberapa alasan mengapa penting adanya konten yang bernuansa moderat di sosial
media diantaranya yaitu :
 Pertama, Menampilan Islam sebagai agama Humanis
Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi terhadap asas humanisme yang
didalamnya teranut nilai sosial dan etis yang cukup banyak. Sesuai dengan ajaran Rasulullah
SAW, bahwa islam sangat menjunjung perilaku baik kepada sesama manusia, termasuk
dengan Memiliki sikap toleran. Sikap toleran ini sama dnegan humanisme yang mana setiap
orang di tuntut untuj bisa menyaring berbagai informasi derta pemikiran tang didapatkannya
termasuk dengan berhati-hati ketika menyikapi mengenai paham-paham yang bisa menyulut
ekstrimersme dan radikalisme (Muhammadin, 2017) .
Dengan hadirnya konten moderasi setidaknya dapat menurunkan dari tendensi keetgangan
intoleransi dan menampilkan potret islam yang humanis. Syiar-syiar kebaikan yang
ditampilkan nantiya bisa menyejukan dengan seruan untuk saling menghargai segala
perbedaaan anatar satu dan lainya. Pada akhirnya dengan adnaya konten-konten posistif ini akan terjalin sebuah interaksi dimedia sosial untuk selalu menumbuhkan serta tersu
menambah spirit untuk menggaungkan sikpa moderasi. Selain itu, dengan adnaya konten
moderasi bisa menyingkirkan konten konservatif yang marak tersebar di baerbagai platform
media sosial.
Potret dari narasi konservatif yang mendominasi di sosial media memerlukan
keseimbangan agar nantinya bisa terhindar dari dampak butuk kepada sikap dalam enjalani
agama di masyarakat, lebih khusus Indonesia.
Kedua, Revitalisasi Islam Kaffah
Fenomena yang terjadi saat ini yang sudah tidak bisa terelakan yaitu ketika generasi mudah
berbondong-bondong mengkaji mengenai agama hanya secara instan lewat internet.
Fenomena ini dikenal dnegan yang namanya cyberreligion (Hatta, 2018). etapi pada
kenyataanya terkadang substansi dari informasi serta berita tersebut masih bersifat setengahsetengah. Mereka mengambil hal yang meReka suka, tetapi meninggalkan dan mengacuhkan
yang meraka rasa berat. Pada akhirnya merka bisa terpapar dengan pemahaman yang
cenderung aneh dan terlihat kaku. Sebab acaran Islam memang harus dipahami secara
komprehensif bukan secara persial.
Oleh karena itu dengan adanya moderasi bisa berperan dalam mengkampayekan Islam
yang holistis dan menyeluruh. Sebab sejatinya, sikap dari moderat yaitu dnegan mencoba
memahami islam dari berbagai sisi, tidak memiliki kecondongan pada salah satu bagian saja.
Dalam memahami esensi dari agama Islam yang sesuhguhnya, konten dari moderasi
menyajikan dari berbagai perspektif yang sama dan seimbang yang tujuannya agar sebuah
fenomena yang ada disikapi secara wajar tidak berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun