Menjadi kamu tak cukup sedikit kata
Menjadi aku tak kurang sepenggal kalimat
Namun menjadi kita pastikanlah kekal
Janganlah usang seturut carut-marut biduk kehidupan
#
Dalam rentang panjang usia aku dan kamu,
Bersama-sama kita merawat bulir kebajikan
Ada saat pandang menjadi tinggi,
begitupun tuturan kata keras merajam rasa hati,
Namun tak perlu demikian lama nyalakan bara
Lepaskan jerat laku yang congkak, sumbatlah nada sumbang,
lantas tautkan amarah seturut perisai doa pada Tuhan Maha Cinta
dan capailah damai dalam stiap doa-doamu...
#
Sbab sturut hikayat cinta yang sederhana,
Manusia tercipta untuk meresapi cinta, sedalam-dalamnya
Lalu ketika takdir mengetuk pintu pertautan janji
Akan tiba masa ketika ikat cinta meramu manusia baru,
Lantas menjamu bagi sang manusia,
risalah keindahan, kebijakan, juga kesucian hidup...
#
Maka, adalah setiap jiwa polos anak-anak terlahir oleh rahim Ibunda,
guna sempurnakan mozaik alam yang merindu nafas-nafas murni
Adalah langkah kaki anak-anak ditopang oleh nafkah bapaknya,
atau skalian pula ibunya,
supaya kelak didapatkan tubuh dewasa yang sejahtera...cakap dalam agama...berlaku lurus...berpikir adil...bertutur bijak...
serta jauh dari dosa durhaka...
#
Sbab pada suatu ketika, anak-anak akan berganti merawat orangtua
Tuhan Maha Cinta akan selalu membuka celah ingatan anak pada masanya dahulu...
Ketika disusui, digantikan popok, dipakaikan baju dan celana...
Karna akan menjadi serupa riwayat anak, nantinya para orangtua, dalam usia renta yang tanpa daya,
Mengandalkan anak-anak mereka...
Sekedar mencecap sari-sari makanan, dan mereguk air...dipakaikan popok dewasa, digantikan baju dan celana...dibersihkan kotorannya...ditanggung segala rupa pengobatan...
...Hingga dihantarkan menuju persemayaman senja....
#
Demikian adanya,
Cinta manusia dikekalkan oleh Tuhan Maha Cinta
Bahwasanya hikayat cinta keluarga ibarat catatan yang tak akan purna terbakar habis,
kecuali...
jika dihanguskan oleh angkara murka bertampuk naluri ketamakan
#
Demikian pula terjadi, tiap-tiap dari kita akan menanti peraduan senja,
dan sampailah, hikayat cinta bermuara pada kehendak Tuhan Maha Cinta;
"Menjadi kekal abadi kasih setia orangtua beserta anak-anaknya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H