Diabetes melitus atau yang biasa kita sebut sebagai penyakit kencing manis merupakan penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gula darah, penyakit ini dapat disebabkan mulai dari faktor genetik, usia, resistensi insulin, hingga pola makan yang buruk diiringi dengan gaya hidup yang malas untuk bergerak sehingga membuat menumpuknya gula di dalam tubuh.
Diabetes ditandai dengan adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh kelainan sekresi dan kerja atau resistensi insulin, Indonesia sendiri menjadi peringkat ke 7 dari 10 dengan jumlah penderita Diabetes Melitus menurut IDF dengan prevalensi sebesar 6,2% atau sekitar 10,8 juta di tahun 2020.
Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi 4, yaitu Diabetes Melitus tipe-1 yang disebabkan oleh autoimun atau idopatik, kemudian Diabetes Melitus tipe 2 yang disebabkan oleh kehilangan fungsi sel beta pankereas. Kemudian tipe Gestational Diabetes Melitus yang biasanya di derita oleh ibu hamil trimester kedua dan ketiga, dan yang terakhir adalah beberapa tipe lain yaitu Monogenic Diabetes Syndromes, Kelainan eksokrin pankreas, dan Drug- or chemical induces diabetes.
Beberapa gejala dari Diabetes Melitus adalah mudah lapar karena celluar starvation yaitu glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, kemudian sering buang air kecil karena tekanan osmotik diuresis yatu gula di sirkulasi terlalu banyak, mudah haus karena tubuh dianggap sedang sangat kekurangan cairan, dan kehilangan berat badan yang signifikan.
Diabetes dapat ditangani dengan suntik insulin sesuai resep sokter, mengkonsumsi obat-obatan, dan salah satunya adalah menjalani pola hidup sehat dengan mengatur pangan yang bernutrisi dan memiliki manfaat bagi kesehatan misalnya dengan membatasi jumlah asupan kalori maupun melakukan diet sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut, meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga, mengentikan kebiasaan merokok dan obat-obatan terlarang.
Salah satu pencegahan maupun pengobatan Diabetes Melitus adalah dengan menonsumsi pangan yang bermanfaat tinggi serat. Pangan fungsional yang dapat dimanfaatkan oleh penderita Diabetes Melitus adalah Jamur Kuping Hitam (auricularia polytricha). Diketahui Jamur Kuping Hitam mengandung senyawa antioksidan berupa flavonoid dan polisakarida yang tinggi sehingga dapat menurunkan kadar gula darah dengan menghambat GLUT 2 mukosa, meningkatkan pemakaian glukosa di jaringan perifer dan menurunkan stress oksidatif.
Jamur Kuping Hitam merupakan jamur yang banyak ditemukan di Indonesia karena Jamur Kuping Hitam biasa tumbuh di daerah yang beriklim tropis maupun subtropis.
Jamur Kuping Hitam biasanya tumbuh menmpel di alam liar pada batang kayu yang lembab dan basah mempunyai warna kehitaman dengan bentuk yang mirip dengan mangkuk dan telinga manusia.
Jamur Kuping Hitam mempunyai warna coklat transparan, permukaan yang mengilat, menjadi licin dan lentur pada saat basah dan kaku serta melengkung pada saat kering. Tidak hanya mengandung senyawa antioksidan flavonoid yang tinggi, ia juga mengandung senyawa alkaloid, oksalat dan fenol.
Kandungan lainnya dari Jamur Kuping Hitam adalah sifat antiagresi platelet, sebagai antitumor dan antioksidan, mengandung vitamin B1, B2, B3, B6, B12, dan Vitamin C serta magnesium yang cukup tinggi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah oleh konsumsi Jamur Kuping Hiram adalah hipertensi, penyakit tenggorokan, dan wasir serta dapat untuk pengobatan penyakit Diatebes Melitus.
Salah satu mekanismenya adalah Jamur Kuping Hitam direbus kemudian dikonsumsi air hasil rebusan tersebut, nantinya flavonoid akan menghambat penyerapan glukosa dengan menghambat GLUT 2.