Mohon tunggu...
Stephen Sanjaya Sentosa
Stephen Sanjaya Sentosa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta

IG: king_stephensanjaya01

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politik dalam Budaya Populer dan Budaya Sub Kultural

22 Maret 2021   14:40 Diperbarui: 22 Maret 2021   15:14 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu budaya yang populer di kalangan remaja maupun dewasa saat ini adalah Netflix. Netflix sendiri merupakan layanan streaming berbayar yang berasal dari budaya barat. Netflix menyediakan banyak pilihan mulai dari TV show dan film untuk dinikmati peggunanya secara berbayar. Netflix sangat popular di kalangan remaja-remaja saat ini. Mengapa Netflix dikatakan merupakan bagian dari budaya poler karena kepopuleritasan Netflix saat ini semakin naik, dan menarik banyak sekali minat dari para remaja maupun orang dewasa dan menjadi trending. Banyak TV series yang mengundang minat masyarakat yang kemudian menontonnya di Netflix. Netflix juga menyediakan banyak pilhan film untuk dinikmati dari berbagai macam genre.

Banyak juga seleb dan influencer yang menunjukan bahwa mereka menggunakan Netflix untuk menonton film-film dan TV series tersebut, tentunya membuat kepopuleratisannya naik. Mereka juga mempromosikan untuk menonton film dan TV series tersebut di situs resmi seperti Netlfix untuk mensuport secara legal. Netflix ini pun sebenarnya masuk kedalam budaya barat yang mulai masuk ke Indonesia yang kemudian menjadi budaya popular yang berkembang di masyarakat seiring waktu berjalan. Apalagi pada masa pandemic ini yang mengharuskan kita dirumah dan menghindari beraktivitas di luar rumah yang dapat menyebabkan peningkatan penyebaran virus Covid 19, banyak yang menghabiskan waktu dengan menonton film maupun TV series, Netflix merupakan pilihan mereka dalam menonton selain harganya terjangkau pilihannya pun banyak. Tidak hanya film barat saja tetapi K Drama dan Anime pun tersedia sehingga membuat banyak peminat anime dan kdrama memilih Netflix untuk menjadi layanan streaming andalan mereka.

Contoh berikutnya yaitu geng motor yang merupakan bagian dari suatu kultur (subkultur) masyarakat yang terbentuk dari umumnya remaja putra atau pemuda dengan latar belakang sosial, daerah, ataupun sekolah yang sama, yang mengasosiasikan diri dengan bersepeda motor sebagai wujud ekspresi. Hampir di setiap daerah di Indonesia, penduduknya memiliki setidaknya satu unit sepeda motor per kepala rumah tangga. Faktor ekonomi, lingkungan, serta iklim di Indonesia yang menunjang luasnya penggunaan sepeda motor menjadikan sepeda motor sebagai alat transportasi darat terpopuler di Indonesia. Pergeseran nilai dan pandangan pun muncul berkenaan dengan semaraknya kendaraan roda dua bermotor tersebut. Masyarakat seperti tidak mengenal lagi batas minimal usia pengendara sepeda motor, pada praktiknya. Aturan berkendara yang telah ada ketetapannya, yang sebetulnya dibuat demi keselamatan bermobilisasi, seolah hanya berlaku di jalan besar atau di lokasi yang masuk rentang pantau pihak berwenang, dan menaatinya merupakan suatu keputusan yang bersifat opsional.

Kondisi yang tidak ideal pasti menimbulkan celah yang termanifestasi dalam berbagai fenomena sosial. Lemahnya kedisiplinan berlalu-lintas merupakan celah, yang karenanya membuka peluang seperti contohnya kehadiran geng motor yang meresahkan, di tengah masyarakat. Kelompok ini selalu datang dengan pemberitaan mengenai aktivitasnya yang mengarah pada kenakalan remaja dan pelanggaran hukum. Kelahiran geng motor rata-rata diawali dari kumpulan remaja yang gemar melakukan balap liar dan aksi-aksi menantang bahaya pada malam menjelang dini hari di jalan raya. Komunikasi dan interaksi sosial di antara anggotanya pada akhirnya menghasilkan cara pandang, pola berpikir, hingga tujuan yang sama. Lingkungan sosial yang tidak kondusif dan pendidikan karakter yang gagal, menghasilkan sumber daya manusia yang tidak memiliki ciri khas dalam kepribadian yang mampu menjadi identitasnya sehingga dapat dibedakan dari individu lain, serta rasa tanggung jawab, oleh sebab itu mudah terombang-ambing kemudian terarahkan menuju pergaulan yang salah.

Dalam Ryan (2010:1) menyatakan bahwa budaya selalu menjadi tindakan fisik sekaligus peristiwa ideasional. Ini adalah kombinasi dari konsep berbakat dan mekanisme produksi. Contohnya seperti komposer musik berbakat di masa lalu bergantung pada pelanggan kaya untuk menopang mereka saat mereka membuat musik. Saat ini, sutradara televisi berbakat seperti Joss Whedon bergantung pada perusahaan produksi dan distribusi seperti FOX untuk mewujudkan idenya dalam kenyataan, dan seperti ketika acaranya Firefly dibatalkan, perdagangan sama pentingnya dengan estetika dalam menentukan keberhasilan seni seseorang.

Karena sifat industri budaya yang digerakkan oleh keuntungan, mereka mengarah pada standarisasi produk untuk menjamin kelangsungan pendapatan. Dengan mempertimbangkan jumlah uang yang dipertaruhkan, setiap penyimpangan dari standar yang berhasil secara finansial karena alasan yang sama akan cepat menghasilkan salinan dan dengan cepat menjadi standar. Standardisasi juga diperlukan karena sifat penontonnya, baik nasional maupun global. Penonton dicirikan oleh berbagai tingkat pendidikan dan kemampuan untuk memahami pesan audiovisual. Istilah umum biasanya digunakan untuk menggambarkan cara industri budaya massa menciptakan produk yang menarik bagi sebanyak mungkin orang dari khalayak yang sangat beragam yang mereka tuju dan ingin mereka senangkan. Sudah menjadi hal yang lumrah untuk berkomentar bahwa khalayak umum lebih menyukai makanan sederhana dengan karakter, tema, dan alur plot yang tidak rumit. Audiens massal dikatakan lebih suka melihat visi mereka tentang dunia didukung daripada ditantang. Hal ini menyebabkan percabangan dalam berbagai bentuk budaya seperti film dan musik. Di satu sisi adalah seni arus utama, yang dicirikan oleh produk standar dan mudah dikenali yang menarik bagi khalayak luas dan penyebut umum terendah dengan membuat kompromi yang signifikan agar sesuai dengan bakat khalayak. Di sisi lain adalah seni marjinal, yang biasanya mengacu pada sektor independen di mana tingkat eksperimen formal dan inovasi tematik yang lebih tinggi dimungkinkan karena pemirsanya seringkali kecil, berpendidikan lebih tinggi, dan dicirikan oleh pandangan dunia yang lebih kritis di bertentangan dengan asumsi arus utama. (Ryan, 2010:1-2)

Penjelasan diatas sangat cocok dengan salah satu contoh budaya yang populer di kalangan remaja maupun dewasa saat ini yaitu Netflix. Netflix sendiri merupakan layanan streaming berbayar yang berasal dari budaya barat. Netflix menyediakan banyak pilihan mulai dari TV show dan film untuk dinikmati peggunanya secara berbayar. Saat ini banyak TV series yang mengundang minat masyarakat yang kemudian menontonnya di Netflix. Netflix juga menyediakan banyak pilhan film untuk dinikmati dari berbagai macam genre. Contoh tersebut sesuai dengan sifat industri budaya yang digerakkan oleh keuntungan, mereka mengarah pada standarisasi produk untuk menjamin kelangsungan pendapatan. Penonton dicirikan oleh berbagai tingkat pendidikan dan kemampuan untuk memahami pesan audiovisual. Istilah umum biasanya digunakan untuk menggambarkan cara industri budaya massa menciptakan produk yang menarik bagi sebanyak mungkin orang dari khalayak yang sangat beragam yang mereka tuju dan ingin mereka senangkan.

Kemudian berdasarkan contoh budaya sub kultural yaitu geng motor yang terbentuk dari umumnya remaja putra atau pemuda dengan latar belakang sosial, daerah, ataupun sekolah yang sama, yang mengasosiasikan diri dengan bersepeda motor sebagai wujud ekspresi. Politik yang dilakukan adalah pada media-media yang menyiarkan berita tentang geng motor. Media-media seperti televisi juga memiliki sifat industri budaya yang digerakkan oleh keuntungan, mereka mengarah pada standarisasi produk untuk menjamin kelangsungan pendapatan. Mereka juga menggunakan cara industri budaya massa menciptakan produk yang menarik bagi sebanyak mungkin orang dari khalayak yang sangat beragam yang mereka tuju dan ingin mereka senangkan.  Lemahnya kedisiplinan berlalu-lintas merupakan celah, yang karenanya membuka peluang seperti contohnya kehadiran geng motor yang meresahkan, di tengah masyarakat. Kelompok ini selalu datang dengan pemberitaan mengenai aktivitasnya yang mengarah pada kenakalan remaja dan pelanggaran hukum. Kelahiran geng motor rata-rata diawali dari kumpulan remaja yang gemar melakukan balap liar dan aksi-aksi menantang bahaya pada malam menjelang dini hari di jalan raya. Media dapat menggunakan beberapa kelemahan tersebut sebagai bahan dalam acara mereka demi mendapatkan keuntungan mereka sendiri.

Daftar Pustaka

Ryan, Michael. 2010. CULTURAL STUDIES A PRACTICAL INTRODUCTION. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun