Saudaraku dalam kasih Tuhan Yesus,
Hidup dengan pimpinan Roh Kudus menjadi ciri utama para pelayan Tuhan  sejak berdirinya gereja di masa lalu sampai hari ini. Kuasa Roh Kudus adalah pemberian kepada para murid agar mereka menjadi saksi-saksi kebangkitan Yesus bagi dunia. Bacaan hari ini memperlihatkan karya Roh Kudus bagi lima orang hamba Tuhan yakni Barnabas, Simeon, Lukius orang Kirene, Menahem dan Saulus. Tiga di antaranya disebut nabi dan dua sebagai guru kebenaran.
 Di sini Kita belajar paling tidak 3 kebenaran rohani bagi hidup pribadi dan persekutuan:
Menjadi hamba-hamba Tuhan adalah tugas mulia yang dapat dipercayakan kepada siapa saja. Tugas hamba Tuhan adalah memberitakan nama Tuhan Yesus secara bertanggung jawab bagi siapa saja. Hamba-hamba Tuhan harus memiliki banyak waktu untuk  menyembah Tuhan dan mendengar suaraNya. Dalam persekutuan ibadah, Tuhan mempersiapkan hamba-hambaNya yang setia dan berbeban atau memiliki kerinduan untuk menyaksikan nama Tuhan Yesus. Mereka bersekutu bukan hanya buat diri mereka, tetapi juga melibatkan saudara yang lain.
Berpuasa dan berdoa adalah disiplin rohani untuk memperoleh kekuatan Allah dalam mengerjakan kehendakNya. Berpuasa dan berdoa menjadi bentuk penyerahan diri pada kehendak Tuhan mengerjakan kehendakNya. Dengan berpuasa dan berdoa, maka diperoleh kejernihan batin dalam melayani Tuhan: benarkah saya melayani dengan tulus dan setia, ataukah tergantung maunya kita sendiri; selera kita (moody). Barnabas dan Saulus menerima sebulat hati panggilan sebagai hamba-hamba Tuhan di tempat- yang sarat dengan kebencian dan permusuhan. Keduanya diutus bukan ke tempat yang nyaman dan enak. Mereka diutus kepada semua orang yang menerima atau menolak Tuhan Yesus. Persiapan rohani yang matang menjadikan hidup kita layak bagi Tuhan  dan untuk dapat dipercaya terlibat dalam rancangan Tuhan yang besar.
Ketiga. Semua hamba Tuhan ini sepakat untuk apa yang mereka dengar dari Tuhan. Tidak ada yang menolak. Tidak ada yang merasa keberatan. Mereka mendukung sepenuh hati dengan berpuasa dan memberkati tugas pelayanan mereka. Kerjasama mereka sangat baik. Mereka memperlihatkan komitmen penuh dalam melayani Tuhan tanpa perlu mengeluh dan bersunggut-sunggut. Tidak ada yang merasa lebih hebat antara yang diutus dengan yang tidak berangkat. Kesehatian dalam doa berdampak pada kerja sama untuk memberi diri dan menerima urapan Tuhan.