Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Khotbah Yesaya 11:1-5

17 Desember 2017   13:13 Diperbarui: 17 Desember 2017   13:36 6023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdamaian merupakan perkara penting dalam hidup manusia secara pribadi maupun dalam hidup bersama. Suasana memanas kembali muncul di Palestina sejak pernyataan Donald Trump, setelah mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Aksi kekerasan mengakibatkan jatuhnya korban dari mereka yang bertikai. Kita berharap bahwa perundingan damai selalu diupayakan sebab kedamaian dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Bacaan Alkitab kita berbicara tentang masa depan yang penuh damai sejahtera sebagaimana yang dijanjikan Allah.

Umat Tuhan  mengalami masa-masa sulit saat para pemimpin mereka berlaku jahat. Bangsa Israel terus-menerus berperang dengan Asyur, Babel, Mesir, dan Siria. Allah menyatakan keadilanNya sehingga bangsa Israel dibuang ke Babel. Mereka ibarat pohon yang ditebang. Namun masa depan mereka  masih tetap ada. Mereka tidak punah.

Allah menjanjikan bahwa masa depan mereka hanya karena kemurahan Tuhan (11:1). Kehidupan baru serta kehidupan yang diberkati dijanjikan Allah. Janji ini berbicara tentang datangnya seorang Raja Damai dari keturunan Isai yang menunjuk kepada kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang membawa perdamaian antara manusia dengan Allah (Roma 3:25;  2 Kor. 5:19; 1 Yohanes 4:10). Raja damai yang dijanjikan Allah bukan pemimpin yang mudah mabuk kekuasaan dan melakukan apa yang jahat (Yesaya 5:20; Yeremia 2:13). Raja Damai itu memiliki Roh Tuhan dalam hidupnya. Raja ini yang menyenangkan hati Allah. Raja yang menghormati hukum-hukum Allah dan berlaku adil dalam keputusannya bagi orang lemah dan tertindas. Raja tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan.

Nubuat Yesaya ini menunjuk kepada datangnya Yesus sebagai Raja Damai yang mengampuni dosa manusia dan memberikan masa depan yang penuh damai sejahtera. Yesus diutus Allah sebagai Juruselamat manusia sehingga manusia mengalami pertobatan dan pembaharuan hidup. Yesus menggenapi apa yang dinubuatkan saat membaca teks Yesaya ini  di rumah ibadat di Nazareth (Lukas 4:21). Ada damai sejahtera dan sukacita dalam iman kepada Tuhan Yesus (Roma 15:13).

Kita percaya bahwa Yesus adalah penggenapan nubutan nabi Yesaya  sebagai Raja Damai bagi manusia yang hidupnya selalu jatuh dalam dosa (1:2-4; 1 Yoh 1:8). Dalam persekutuan dengan Yesus, maka kita beroleh pengampunan dosa dan damai sejahtera yang penuh (Matius 9:5; 26:28; Roma 5:8, 21; Efesus 1:7). Dengan keselamatan yang Tuhan Yesus anugerahkan maka kita dapat mengalami dan menghadirkan damai sejahtera bagi sesama (Roma 14:19; 2 Kor 13:11; Kol. 3:15, 1 Tes 5:13).

Kita diajarkan untuk hidup dalam kehendak Allah apapun resikonya sebagaimana Yesus melakukan tugasnya dalam kebenaran dan kesetiaan (Luk 22:42). Tuhan Yesus tidak mundur dalam apa yang merupakan ketetapan Allah untuk menebus dosa manusia dan membawa manusia dalam hubungan baru dengan Allah. Meskipun secara logika mustahil manusia dapat berdamai dengan Allah, tetapi nyatanya kasih Allah yang sempurna telah menjadikan manusia mengalami damai sejahtera lewat kelahiran dan kematian Yesus di atas kayu salib. Memang mustahil manusia yang dalam kebencian dan kepahitan berdamai, jika mereka tidak hidup dalam takut akan Allah; jika tidak ada Roh Kudus dalam hidupnya; jika mereka tidak berlaku taat dan setia di hadapan Tuhan.

Mari kita jalani kehidupan ini dalam keyakinan bahwa Yesus datang sebagai Juruselamat yang membawa damai sejahtera sepenuhnya bagi kita dan mengaruniakan Roh Kudus yang memampukan kita melakukan segala yang difirmankanNya (Matius 5:24; Markus 9:50; Lukas 12:58). Karya keselamatan Allah di dalam Yesus Kristus yang sudah lahir dan kelak datang sebagai Raja dan Hakim yang adil, hendaknya membuat kita tidak lagi terus hidup dalam kuasa kegelapan dan berkawan dengan pelaku kejahatan. Teruslah berpengharapan kepada Allah dan imani bahwa di tengah konflik selalu Roh Damai Sejahtera Allah menjadi jaminan untuk kita dapat saling mengasihi dan berdamai sejahtera karena kita mau hidup dalam kebenaran dan kesetiaan. (Roma 12:18; 1 Korintus 7:11)

Bandung, 17 Desember 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun