Cerita Ahok seperti cerita film yang sedang beredar di bioskop di seluruh dunia” The fantastic beasts and where to find them “, makhluk yang dapat muncul dimana saja dan melahap apa saja yag menghadangnya, kehadiran makhluk tersebut menghebohkan warga kota New York membuat warga dan aparat panik.
Sejak beberapa bulan yang lalu berita di negeri ini didominasi oleh berita soal Ahok, di TV, koran, twitter, FB dan media sosial lainnya, dari subuh sampai tengah malam memberitakan Ahok. Bahkan media luar negeri yang besar seperti CNN, Euronews ,BBC dll. menyiarkan berita soal Ahok dengan segala persepsi dan komentar masing-masing. Mungkin Ahok menjadi orang Indonesia yang paling terkenal di dunia selain Jokowi. Selain karena disiarkan berulang- ulang juga kasus Ahok agak istimewa, biasanya seseorang pejabat publik di demo karena kasus KKN, pembunuhan atau tindakan kriminal lainnya, sedangkan kasus Ahok disinyalir melakukan penistaan agama, demonstrasi yang diikuti oleh ratusan ribu orang, lebih heboh dari kejadian pembunuhan anak-anak di Mosul atau Allepo Syria, juga pembantaian penduduk muslim Rohingya di Myanmar, kejadian terakhir ini kurang mendapat perhatian masyarakat Indonesia, walaupun ribuan orang korbannya,
Mula-mula kasus Ahok dianggap peristiwa yang sederhana, sekarang ini menimbulkan ketegangan atau perasaan panas dingin bagi masyarakat baik yang pro maupun kontra. Bahkan beberapa teman WA group, left karena kecewa dengan dialog di WA tersebut . Sebagian masyarakat gembira ketika Ahok ditetapkan statusnya sebagai tersangka dan berubah menjadi kecewa ketika tahu bahwa status tersangka tidak menghalangi Ahok mengikuti pilkada DKI.
Fenomena Ahok sangat menarik karena menimbulkan pro dan kontra yang cukup tajam di masyarakat. Kasus Ahok semakin tidak jelas dikategorikan sebagai kasus agama atau politik.
Persahabatan menjadi renggang gara-gara kasus Ahok, bukan hanya masyarakat bawah tetapi juga masyarakat yang berpendidikan tinggi dan para elit politik.
Berita yang berkaitan dengan Ahok di medsos mengalir ,melebar kemana-mana, bebas, liar tidak terkendali, kadang membuat geram, jengkel atau geli setelah membaca berita-berita yang berkaitan dengan Ahok. Bahkan Ulama-ulamapun saling silang pendapat membela atau menyalahkan Ahok.
Masyarakat Indonesia dan Jakarta diaduk-aduk seperti mixer oleh berita-berita Ahok, berita yang palsu/hoax dan benar sulit dibedakan, ditambah lagi dengan kajian dan komentar dari pakar politik yang tidak jelas indentitasnya. Belum masalah dugaan penistaan agama selesai , Ahok sudah dilaporkan mengenai pencemaran nama baik karena memberi pernyataan secara tidak langsung demo pada tanggal 4 November adalah demo bayaran, semakin bertambah keruh lagi pernyataan Kapolri yang mensinyalir adanya rencana makar dari kelompok tertentu.
Masyarakat yang hanya menerima informasi secara terbatas atau informasi yang palsu/hoax , bingung dengan situasi yang dihadapai saat ini.
Sebagian masyarakat yang pro Ahok berharap supaya Ahok kuat menghadapi situasi ini dan kasusnya dihentikan , sebagian masyarakat yang meyakini Ahok bersalah, geram berharap Ahok segera dipenjara.
Kasus Ahok memaksa presiden Jokowi melakukan safari politik dengan mengunjungi markas-markas Polisi dan TNI , bahkan mengunjungim markas pasukan khusus seperti Kopassus dan Paskhas. Juga melakukan pertemuan yang intensif dengan para ulama, melakukan jamuan makan siang dengan para petinggi partai politik dan presiden sebelumnya.
Bukan hanya Jokowi, juga Panglima TNI melakukan ceramah atau kuliah terbuka di beberapa universitas tentang Bhineka Tunggal Ika, NKRI, Pancasila dan ancaman intervensi dari negara lain .