Mohon tunggu...
Stephanus Satriyo
Stephanus Satriyo Mohon Tunggu... -

karyawan perusahaan properti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Intan Olivia Marbun

15 November 2016   14:29 Diperbarui: 15 November 2016   14:36 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seharian saya tidak dapat bekerja , saya sedih dan pilu, bukan hanya kesedihan yang tidak  biasa , kesedihan dari hati yang paling dalam, membaca berita Intan Olivia Marbun yang masih berumur 2,5 tahun akhirnya meninggal  setelah dirawat di rumah sakit, karena infeksi saluran nafas dan akibat luka bakar dari bom molotov yang dilemparkan seseorang di depan gereja HKBP Oikumene Samarinda, Intan tidak tertolong. Saya sedih karena seumur  dengan cucu, Intan yang masih balita, seharusnya masih panjang jalan hidupnya berakhir oleh bom yang dilemparkan orang yang motifnya tidak jelas, tindakan –tindakan radikal yang salah, yang menistakan Tuhan, Agama dan menistakan manusia sebagai ciptaan Tuhan. Tidak terpikirkan oleh logika manusia normal bahwa seseorang dapat melakukan kekejian seperti itu. Sama dengan kejadian orang dewasa memperkosa balita, atau kelompok ISIS yang menggunakan anak-anak sebagai perisai hidup dan mamasang bom ditubuh anak tersebut, untuk mencegah tentara Irak  maju menyerang mereka.Saya tidak pernah mengerti mengapa seseorang dapat begitu jahat dan kejinya melakukan tindakan seperti itu.

Apapun agama orang tersebut atau bahkan andaikan  tidak memiliki agama sekalipun, tindakan-tindakan tersebut sudah sangat keji, tidak terbayangkan bahwa hal seperti itu dapat dilakukan oleh seorang  manusia. Apalagi kalau orang tersebut mengaku beragama, lebih sulit lagi untuk diterima oleh akal sehat.

Saya seharian termangu, “Tuhan mengapa Engkau biarkan kekejian-kekejian itu terjadi di negeri ini, padahal mereka engkau ciptaan dari tanah dan Roh yang sama., Roh yang berasal dari MU juga”.

Bahwa  umatmu ini  yang ratusan juta jumlahnya ,melakukan ibadah dengan  keyakinan masing-masing, tetapi mengapa kekejian sesama manusia, terus terjadi . Apapun alasannya pembunuhan atau kekejian itu membuat hati manusia sedih dan prihatin. Pelaku pelemparan bom jelas-jelas melawan KehendakMU, karena lewat ajaran dan agama apapun Engkau mengajarkan Kasih sayang dan melarang untuk saling membunuh. Menatap foto Intan Olivia dengan mata yang berbinar-binar penuh keceriaan dan dalam hitungan detik nyawanya sudah terenggut oleh seseorang yang mungkin meyakini bahwa tindakan yang dilakukan benar.

Saya belum dapat memahami mengapa Tuhan membiarkan orang-orang yang jahat dan keji tetap merajalela , sedangkan orang-orang baik seperti Intan tewas dalam usia belia. Padahal dengan segala kuasaNYA, Tuhan dapat membinasakan orang-orang yang melawan kehendakNYA , cukup dengan satu tsunami atau gempa bumi di negeri ini dan Engkau binasakan orang-orang yang keji dan berhati keji, supaya  yang tersisa adalah orang-orang yang cinta damai, penuh Kasih

Saya  protes kepada Tuhan  dengan tewasnya Intan, setelah berjam-jam saya merenung, saya meyakini Tuhan mempunyai rencana yang Indah untuk umatnya yang hidup seturut kehendakNYA, saya sebagai manusia terlalu kecil untuk membela kebenaran bahkan untuk membela  agama atau Tuhan, sebab Tuhan adalah ALLAH YANG MAHA KUASA, yang menguasai alam jagat raya ini, kita manusia hanya debu kecil yang hanya  pasrah dan mohon belas kasihNYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun