Sejak era Djohar Arifin, Timnas sering melakukan pertandingan internasional. Dari yang resmi sampai yang tidak resmi. Berbagai tanggapan pun muncul atas hasil-hasil yang dicapai Timnas. Polemik seputar Timnas pun selalu mengiringi setiap pembentukan Timnas. Saya melihat mentalitas pemain sangat terpengaruh pada situasi seperti ini. Pemain Timnas seperti sulit sekali bermain lepas. Namun kita bisa lihat saat Timnas bermain di luar kandang, justru permainan Timnas lebih berkembang. Kecuali saat tragedi 0-10 terjadi, hampir di seluruh pertandingan di luar kandang Timnas mampu bermain baik. Dari turnamen di Pakistan, uji coba melawan Filipina dan terakhir melawan Brunei. Saya lihat pemain-pemain Timnas mampu bermain lebih baik dan lebih lepas daripada saat bermain di kandang sendiri. Klaim-klaim dari pihak tertentu bahwa mereka bukan pemain terbaik yang dimiliki Indonesia, sudah pasti sangat berpengaruh pada mental si pemain. Bagi yang bermental kuat tentu ingin menunjukkan bahwa dia mampu dan layak masuk Timnas. Semoga konflik ini segera berakhir dan Timnas bisa disatukan. Namun bila tetap seperti ini, semoga Nil Maizar tetap bisa fokus pada pemain yang ada dan tidak ada lagi penggembosan pemain Timnas. Setelah klub-klub ISL menolak menyerahkan pemainnya ke Timnas, kini muncul lagi isu kepindahan SP ke ISL. Sedangkan materi Timnas sekarang mayoritas adalah pemain SP. Bahkan SP merekrut pemain-pemain Timnas yg sebelumnya bermain di klub lain seperti Wahyu, Novan, Hendra Bayouw . . apa jadinya jika SP juga akan melarang pula pemain-pemainnya ke Timnas (yang mungkin saja menjadi bagian dari kesepakatan mereka kembali ke ISL) . . semoga saja tidak, semoga saja mereka masih respek dengan Nil Maizar yang memberikan prestasi untuk SP . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H