Mohon tunggu...
Stephanus Aranditio
Stephanus Aranditio Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

5 Prinsip Dasar Jurnalisme Online

12 Maret 2015   16:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 1955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_372621" align="aligncenter" width="403" caption="picture by komunikasi.uinsgd.ac.id"][/caption]

Internet dapat berkembang pesat dan seolah menyingkirkan media massa lain disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kemudahan seseorang untuk mengakses internet, hampir setiap orang dapat mengakses internet dimanapun dan kapanpun, yang dibutuhkan hanyalah jaringan internet dan perangkat yang bisa mengakses internet (PC, laptop, Handphone, dsb). Faktor lain adalah perkembangan teknologi yang semakin pesat disemua bidang termasuk di bidang internet.

Dari internet muncullah jenis media massa baru, yaitu media online. Media online sebagai media partisipatif dimana setiap orang dapat berinteraksi dan mencari informasi didalamnya. Media online memungkinkan orang untuk mencari dan mendapatkan informasi (konsumer), dan sebagai pembuat informasi itu sendiri (produser). Karena memungkinkan adanya interaksi maka dalam media online konsumer juga dapat bertukar informasi dengan konsumer lainnyaJurnalisme online merupakan jenis jurnalisme baru yang lahir dan berkembang seiring dengan pertumbuhan teknologi internet. Internet menciptakan media baru yang memungkinkan jurnalisme online berkembang, yaitu jurnalisme online.

Berbeda dengan televisi (audio & visual), radio (audio), dan media cetak (teks), media online mampu menyatukan semuanya mulai dari konten audio visual, audio, teks, hingga grafis. Dalam hal ini bukan hanya medianya saja yang mengalami perubahan tetapi di dunia jurnalisme juga. Munculnya internet menciptakan jenis jurnalisme baru yang dikenal dengan nama jurnalisme online.

Jurnalisme online muncul di tahun 1990-an seiring dengan perkembangan internet. Jurnalisme online dimudahkan dengan perkembangan teknologi nirkabel dan wireless pada perangkat yang bisa mengakses internet (PC, laptop, handphone, dsb). Mark Drudge, seorang pria berkebangsaan Amerika yang menciptakan situs berita Amerika pada 19 Januari 1998 berhasil mempublikasikan perselingkuhan Presiden Amerika pada saat itu Bill Clinton dengan Monica Lewinsky, dari berita perselingkuhan ini jurnalisme online bermula. Dari peristiwa inilah dinegara lain mulai memanfaatkan internet sebagai media penyebaran berita. Situs-situs pribadi seperti weblog atau blog mulai bermunculan dan melaporkan beberapa berita jurnalistik pada tahun 2000-an.

Jurnalistik online sering menjadi sorotan belakangan ini karena sering mengesampingkan prinsip-prinsip jurnalisme seperti mengesampingkan akurasi beritadengan alasan kecepatan berita.

Menurut Haris Sumadiria, pengertian secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. Maka dari itu penyebaran informasi di dunia internet (online) juga merupakan pekerjaan jurnalistik.

Dalam jurnalistik online terdapat 5 prinsip dasar menurut Paul Bradshaw yang disingkat menjadi B-A-S-I-C yang artinya Brevity, Adaptability, Scannability, Interactivity, Community & Conversation.

Brevity (ringkas) berarti dalam penulisan jurnalisme online harus singkat, padat dan jelas. Hal ini ditujukan agar audience betah ketika membaca tulisan di dalam media online. Bahkan dalam liputan video sekalipun, video 3 menit pun sudah dianggap terlalu lama. Menurut Jacob Neilsen, saat ini audience kini membaca 25% lebih lama dan 25% tersebut belum sampai 28% dari isi pesan/berita di media online. Alasan lain yang mendukung adalah efektifitas bandwitch.

Adaptability adalah penyesuaian diri terhadap teknologi. Teknologi semakin berkembang, seorang jurnalis dituntut untuk mampu beradaptasi disemua kondisi termasuk beradaptasi dengan teknologi baru. Teknologi baru menciptakan jurnalisme online sehingga para jurnalis juga dituntut untuk mampu menggunakan beberapa aplikasi dari internet seperti hypertext, audio, video, animation, blog, email, live chat, mapping, dan sebagainya.

Seorang jurnalis online juga harus mampu memenuhi kriteria skill seperti, skill penulisan yang aktual dan kedalaman informasi, harus selalu memantau informasi dan isu yang ada di media sosial melalui RSS Feed. Kemampuan video, audio, dan foto juga software editing perlu dikuasai juga oleh seorang jurnalis. Jurnalis online juga harus mampu menguasai media sosial, web, blog, dan sebagainya.

Scannability memudahkan para audience dalam pencarian informasi, karena audience berorientasi pada isi pesan. Produk jurnalisme online harus memudahkan dimengerti pembaca, jika tidak kemungkinan audience yang akan mencari informasi di website lain akan meningkat.

"95 % web user akan melihat headline, subjudul, link dan hal-hal lain yang membantu pencarian informasi mereka." Paul Bradshaw

Ada beberapa faktor yang mendukung scanability :

- Judul headline yang berbicara
- RSS
- Subheadings
- Indeks
- kutipan langsung
- hyperlinks
- highlighted words
- Search Engine Optimisation (SEO)

Interactivity dalam jurnalisme online sangat interaktif sehingga audience dapat melakukan kontrol penuh. Dalam media online para audience tidak hanya berperan sebagai konsumer tetapi dapat juga berperan sebagai produser, hal ini memungkinkan audience untuk berinteraksi baik sebagai sesama konsumer ataupun sebagai sesama produser. Komunikasi dari publik kepada jurnalis dalam jurnalisme online sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas.

Community & Conversation (konsep web 2.0) berarti media online adalah penjaring komunitas, pada intinya membuat komunitas dan uang akan datang kepadamu.

referensi :

- https://ayomenulisfisip.wordpress.com/juron/BASIC principles of online journalism – English

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun