Mohon tunggu...
Stephanus Aranditio
Stephanus Aranditio Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Baru dan Karakteristiknya

20 Februari 2015   04:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51 5612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1424415548741882660

[caption id="attachment_369817" align="alignnone" width="629" caption="Picture by google.com"][/caption]

Seiring perkembangan zaman, teknologi semakin berkembang mulai dari teknologi analog hingga sekarang yang mulai menuju ke era digital. Hal ini berimbas pada perkembangan di dalam media, maka munculnya beberapa media baru, sebagai contoh di dunia fotografi di zaman analog pada saat itu sebuah foto jika dicetak harus melewati proses yang lumayan panjang dan memakan waktu yang lama. Sebuah gulungan film harus ‘dicuci’ terlebih dahulu kemudian baru dicetak dikertas foto, berbeda dengan zaman digital sekarang ini dimana gulungan film kamera tidak digunakan lagi dengan munculnya kamera digital yang hanya membutuhkan memori sebagai media penyimpanan datanya, dan ketika dicetak tidak membutuhkan proses yang lama.

Media baru muncul sejalan dengan perkembangan teknologi digital. Media baru seperti halnya dengan media yang sudah ada (televisi, radio, dan surat kabar) juga mempunyai karakteristik tersendiri antara lain interaktif, hipertekstual, jaringan, maya, simulasi, dan digital. Media baru mempunyai karakteristik tersendiri jika dibandingan dengan media lain. Perkembangan teknologi komunikasi mendorong munculnya media online, didukung media alternatif yang mampu memangkas hambatan jarak, waktu, dan nilai sosial budaya di tengah masyarakat.


  1. Karakteristik yang pertama interaktif, karakteristik ini menjadi salah satu kunci dari media baru karena jika dibandingkan dengan media lama seperti televisi, radio dan surat kabar, media baru diakui paling interaktif meskipun di media lama sudah banyak yang dapat bersifat dua arah seperti kuis, ngobrol, dan sebagainya dengan penonton dirumah tetapi itu tetap melalui tahap seleksi atau gatekeeping dari media tersebut. Berbeda halnya dengan media baru, media baru disebut paling interaktif karena proses media ini dapat dimiliki oleh semua orang dengan mudah dan terjangkau hanya bermodalkan jaringan internet saja. Setiap orang dapat berinteraksi, bertukar informasi, bisnis dan sebagainya hanya dengan internet atau media baru ini. Informasi tersedia secara terbuka semua orang dapat mengaksesnya. Sebagai contoh, orang indonesia dapat berinteraksi dengan orang Amerika tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan menggunakan aplikasi skype.
  2. Karakteristik media baru yang kedua adalah hipertekstual, hipertekstual berarti setiap informasi yang sudah ada di media lama seperti televisi, radio, dan surat kabar kembali dimasukan kedalam media baru dengan tampilan yang sudah disesuaikan dengan tampilan media baru. Hal ini digunakan sebagai database perpindahan media dari media lama ke media baru sehingga informasi yang dahulu tidak hilang begitu saja. Jadi ketika orang ingin mengakses informasi yang hanya ada di media lama dapat diakses juga di media baru. Media baru juga berguna sebagai database informasi yang ada di media lama.
  3. Karakteristik media baru yang ketiga adalah jaringan (networking), jaringan berarti didalam media baru internet terdapat beberapa jaringan yang saling menguatkan untuk mempermudah orang menemukan dan menggunakan internet dalam mencari informasi. Jaringan-jaringan ini antara lain adalah The World Wide Web (www), Website perusahaan/negara/pejabat, Website edukasi, MPORPGs,‘persistent worlds’, Situs Media Sosial, blog networks, Forum Online dan sebagainya. Jaringan ini merupakan pengklasifikasian jenis data atau informasi yang ada dalam media baru internet. Jaringan ini memperkuat media baru dan juga mejadi salah satu kunci dari media baru.
  4. Karakteristik media baru yang keempat adalah maya atau virtual. Karakteristik ini menjadi karakteristik yang melemahkan bagi media baru internet, karena sifatnya yang maya sehingga identitas seseorang atau kelompok di dalam media baru internet ini menjadi tidak jelas dan tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Proses gatekeeping yang bebas mengakibatkan hal ini menjadi masalah bagi media baru internet. Wilayah jangkauan penyebaran informasi di internet sangatlah bebas tidak ada batas, sehingga penyebaran informasi sangat mudah didapatkan oleh siapa saja.
  5. Karakteristik media baru yang kelima adalah simulasi (simulated). Dalam zaman digital memiliki hubungan yang dekat dengan peniruan atau simulasi. Setiap media mempunyai akibat akan ditirukan oleh khalayak, sama halnya dengan media lama. Media baru menirukan beberapa dari media lama yang masih bisa diangkat dimasukan kedalam media baru. Khalayak pengguna media baru juga akan meniru apa informasi yang dia dapat didalam media baru ke dunia nyata yang mempengaruhi hidupnya. Silmulasi berarti melakukan peniruan atau imitasi dari suatu hal kedalam kehidupannya sehingga dapat lebih berguna bagi dirinya.
  6. Karakteristik media baru yang keenam adalah digital. Dalam dunia digital semua diproses menggunakan mesin yang digerakkan oleh sistem informasi yang diolah oleh kode atau nomor yang dibuat oleh manusia. Dalam hal ini media komunikasi dan representasi biasanya terbentuk dari suara dan cahaya yang telah dikodekan dalam suatu sistem. Seperti foto yang dulunya analog menjadi foto digital, dan sebagainya. Kode-kode ini kemudian dimasukan kedalam sebuah memori digital yang digunakan sebagai database.

Pada awal abad ke dua puluh, media seperti film, foto dan surat kabar sudah diproduksi massal dan menjadi komoditi dan bisnis besar bagi beberapa orang. Tetapi dengan berkembangan media penyiaran seperti televisi dan radio hal seperti itu mulai berkurang, beralih ke media penyiaran. Pergantian zaman dari zaman analog ke zaman digital mulai menyingkirkan media film, foto, surat kabar, dan media penyiaran. Banyak media penyiaran yang kesulitan mempertahankan keeksisannya seperti contohnya radio yang mulai sepi peminat. Sekarang media penyiaran-pun sudah mulai mengalami masa-masa sulit dimana teknologi semakin berkembang dan akibatnya muncul media baru internet.


Stephanus Aranditio
Jurnalisme Online / A
120904617

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun