Halo, saya ingin bercerita. Sepertinya saat ini saya sedang kewalahan. Kewalahan akan informasi yang saya konsumsi. Internet dan media menyediakan apapun yang ingin kita ketahui. Belum lagi kasus dan fenomena yang saat ini mudah viral tanpa saringan. Tidak ada saringan yang benar-benar bisa membuat informasi layak dan cukup baik untuk dikonsumsi.Â
Kebanyakan masih mentah dan tidak diolah. Saringan tak lagi berlubang kecil, padat dan rapat. Lubangnya terlalu menganga sehingga apa yang seharusnya dibuang juga ikut masuk untuk dikonsumsi. Informasi tidak bisa lagi ditahan.Â
Akan selalu ada celah untuk dimasuki dan akhirnya bocor. Kini sulit untuk bisa percaya. Karena pasti dan akan selalu ada celah. Celah itu kadang diisi opini yang akhirnya menggiring isi kepala, padahal tak seharusnya demikian.
Jangan sampai tertinggal informasi, begitu kata banyak orang. Terlalu banyak hal yang dipaksakan masuk ke dalam kepala hingga kadang lupa ada hati yang masih harus diisi dengan simpati.Â
Sibuk mengisi kepala orang lain dengan informasi, melupakan hati nurani yang seharusnya berperan di depan.Â
Sibuk menjadi yang terdahulu mengetahui dan menyebarkan, melupakan hati nurani yang seharusnya bisa menjaga perasaan. Betapa saya hari-hari ini dimudahkan dengan fasilitas sehingga semuanya serba cepat. Ini juga kutukan.Â
Begitu cepatnya hingga saya kewalahan. Begitu banyaknya hingga saya overdosis. Begitu mudahnya hingga saya terlena.
Lama kelamaan ini tidak normal. Sekali lagi, ini untuk saya.
Dulu, mudah sekali berkhayal tentang sesuatu. Kini, saya harus berjuang untuk bisa fokus melamunkan sesuatu. Hari-hari terasa ringan dan mudah karena tidak banyak yang berdesakan berebut masuk dan mengisi terlebih dahulu. Saatnya diet informasi. Diet ingin tahu berlebih.
Menghidupi dan mengisi dengan hal-hal yang mungkin saat ini dibilang tradisional seperti melamun, membaca buku, atau menulis seperti ini. Salah siapa? Tak ada yang salah, semua memang harus bergerak maju, lebih baik, tapi harus dikelola dengan bijak.
Terima kasih banyak untuk segala kemudahan, selamat datang kembali kebiasaan-kebiasaan baik yang terlewat diabaikan. Mari bekerja sama dengan porsi-porsi yang seharusnya.