Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah 17.508 pulau. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak suku yang beragam. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa.Â
Indonesia adalah negara beragama yang menganut kepercayaan yang berbeda. Hal itu dapat diamati melalui sila pertama Pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara diantaranya ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu.Â
Masih banyak hal lain yang beragam di Indonesia, seperti ras dan golongan. Hal ini membuat Indonesia memiliki banyak keragaman budaya dan tradisi serta memiliki pemandangan alam atau lingkungan yang menarik, seperti terbukti pada tempat-tempat wisata yang seringkali ditemui pada setiap daerahnya. Karena keunikannya, Indonesia juga dipenuhi dengan aneka jenis makanan kuliner yang membangkitkan selera dan patut untuk dijelajahi.Â
Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang terletak pada kaki burung Garuda yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Tapi pernahkan terbesit dalam pikiran bahwa keberagaman justru bisa bersifat menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia? Pada kenyataannya banyak berbagai isu perpecahan yang terjadi di Indonesia yang disebabkan oleh perbedaan itu sendiri.
Hal paling umum yang sering terjadi sehari-hari dalam keberagaman ini adalah terjadinya rasisme dan diskriminasi. Keberagaman juga dapat mengakibatkan munculnya perbedaan pendapat yang memicu lepas kendali, pertengkaran, hingga permusuhan. tumbuhnya perasaan kedaerahan yang berlebihan yang dapat memicu terjadinya konflik antar daerah satu dengan daerah yang lain, atau masalah-masalah lain dengan dampak yang berkepanjangan.Â
Salah satu contoh kasus besar yang terjadi di Indonesia adalah kerusuhan Mei 1998 yang merupakan kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia pada tanggal 13-15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah selain Jakarta. Kasus ini menjadi perhatian banyak orang, sekaligus menjadi sebuah tragedi besar.
Maka, seluruh keberagaman itu tidak berguna tanpa adanya sikap toleransi dan saling menghormati. Sebagai makhluk sosial, setiap manusia pasti akan selalu membutuhkan orang lain untuk bisa menjalin hubungan guna untuk memenuhi kebutuhannya. Toleransi harus ada untuk tercapainya tujuan bersama dan kerukunan.
Secara terminologi, toleransi adalah sebuah sikap saling menghargai, saling menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada orang lain yang bertentangan dengan diri sendiri. Djohan Effendi menjelaskan jika toleransi adalah sebuah sikap seseorang dalam menghargai segala bentuk perbedaan yang ada. Perbedaan tersebut bisa berupa perbedaan perilaku, agama hingga budaya. Dengan begitu jika seseorang sudah menghargai adanya perbedaan fisik maupun psikis seseorang. Hal tersebut juga sudah bisa disebut dengan sikap toleransi.
Kurangnya rasa toleransi dalam diri manusia bisa menimbulkan masalah perpecahan seperti timbul gejala etnosentrime, yaitu pandangan yang menganggap bahwa suku atau kelompoknya lebih unggul disbanding suku lain. Muncul pula sikap primordialisme, yaitu pandangan yang bertpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil, seperti tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan segala hal yang ada dalam lingkungan pertamanya. Primordialisme bisa menghambat persatuan karena primordialisme dapat menyebabkan seseorang atau sebuah kelompok sulit menerima perbedaan yang ada di individu atau kelompok lain, sehingga mereka bisa saja berpikir bahwa segala hal yang paling benar ada di kelompok mereka.
Sikap toleransi adalah hal penting yang harus kita tanam dalam diri sendiri, karena pada dasarnya segala hal baik harus dimulai dari diri sendiri. Menanamkan sikap toleransi akan mengajarkan seseorang untuk memiliki pemikiran yang terbuka dan wawasan yang luas terhadap budaya lain dan keberagaman. Toleransi akan mengajarkan seseorang untuk belajar dan berkeinginan untuk bekerja sama dengan orang lain, membuat seseorang belajar menerima orang lain apa adanya dan memperlakukan orang lain sebagaimana seharusnya mereka ingin diperlakukan dengan sebaik mungkin. Dengan seseorang memilih untuk memiliki rasa toleransi, maka seseorang akan menghormati orang lain tanpa harus meninggalkan identitas diri sendiri dan budaya yang ia bawa, sehingga konflik perpecahan akibat keberagaman bisa berkurang dan memiliki solusi.
Indonesia berdiri karena kebhinnekaan atau keberagaman yang lekat. Seseorang yang tidak memiliki rasa toleransi bisa dengan mudah menilai orang lain yang berbeda dengan dirinya ke arah yang bersifat negatif. Sebagai manusiapun tidak seharusnya seseorang bisa menghakimi orang lain tanpa bukti atau kenyataan yang jelas. Ketidaksukaan itu dapat ditunjukkan dengan bersikap sinis, mengganggu, menyerang, mengolok-olok, dan yang terparah melakukan perundungan atau bullying pada orang lain, dan bisa berakibat menyulut konflik berkepanjangan.Â