Mohon tunggu...
Stephanie Poetrie S.
Stephanie Poetrie S. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Malang

Memiliki minat dalam bidang komunikasi dan fotografi, Emma Watson sebagai Role Model.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidak Semua Pengetahuan Bisa Disebut Ilmu Pengetahuan

11 Oktober 2024   23:06 Diperbarui: 11 Oktober 2024   23:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Stephanie Poetrie Soundrenaline


Ilmu pengetahuan telah ada sejak masa pra-sejarah yang sampai saat ini masih terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dimana masih banyak ilmuwan berlomba-lomba melakukan riset, uji coba, serta penelitian lebih banyak dasar-dasar teori beberapa ilmu pengetahuan. Hal ini di lakukan oleh para ilmuwan dengan tujuan untuk terus mencoba mengembangkan kembali berbagai teori yang bahkan beberapa belum ditemukan kebenaran nya.

Berbicara mengenai ilmu pengetahuan rasanya tidak bisa kita temukan ujungnya, definisi dari ilmu pengetahuan sendiri tidak bisa jika hanya dijabarkan sebagai ilmu pokok yang kita pelajari tiap hari nya. Dilihat dari jenis nya saja ilmu pengetahuan terbagi menjadi banyak jenis, umumnya bagi para pelajar terdapat Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari mengenai alam sekitar dan isinya, termasuk makhluk hidup, benda mati, dan interaksinya serta Ilmu Pengetahuan Sosial yang mempelajari berbagai aspek yang berkaitan dengan manusia, lingkungan, dan interaksi di antara mereka.

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan

  • Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmu pengetahuan adalah gabungan beberapa pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab akibat. Ilmu pengetahuan di hasilkan dari metode ilmiah yang dibuktikan dengan penjelasan dan prediksi yang teruji.
  • Menurut pendapat Muhammad Hatta : Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis atau teratur dan membahas tentang pekerjaan hukum umum, mempelajari sebab akibat dalam sebuah permasalahan yang muncul.
  • d. Driver dan Bel, pakar konstruktivis, mengatakan bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya kumpulan hukum atau daftar fakta. Ilmu pengetahuan, terutama sains, adalah ciptaan pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang ditemukan secara bebas (Suparno, 1997: 17)

Dapat kita lihat pada dua pengertian mengenai ilmu pengetahuan di atas bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya sekedar 'hal baru' yang setiap saat dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Segala hal yang dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan sudah pasti disepakati dan diuji dengan metode yang telah diakui.

2. Dalam sudut pandang Filsafat

Ilmu terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Terdapat 3 cabang kategori filsafat yang jika ketiganya dapat terpenuhi maka hal tersebut sah dan dapat diakui sebagai 'ilmu pengetahuan, apakah itu?

  • Ontologi merupakan azas dalam menetapkan batas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat realitas (metafisika) (Jujun, 1986 :2). 
  • Epistemologi teori ini berhubungan dengan proses bagaimana pengetahuan di dapatkan oleh manusia serta bagaimana manusia harusnya bertanggung jawab atas pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. 
  • Aksiologi teori mengenai apa kegunaan serta manfaat dari ilmu pengetahuan itu sendiri.

Tiga kategori di atas menjadi landasan dalam penciptaan suatu 'ilmu pengetahuan'. Tidak seperti ketika dahulu kita diajarkan bagaimana cara membaca, menulis, ataupun berjalan. Dalam sudut pandang filsafat pun telah membuktikan bahwa tidak setiap hal baru yang mendatangkan pengetahuan bisa kita sebut sebagai ilmu pengetahuan. 

Kembali pada pertanya mengapa tidak semua pengetahuan bisa disebut ilmu pengetahuan, menurut pendapat saya pribadi ilmu pengetahuan tidak bisa dengan mudah disamakan seperti sebuah istilah dari 'tidak tahu jadi tahu' karena dengan pemikiran seperti itu maka setiap orang dapat menjadi penemu atau bahkan ilmuwan. Mengapa? Karena pada hakekat nya manusia memiliki kemampuan untuk menginternalisasikan ide pikirannya,  mengkomunikasikannya dengan dunia sosial dan memecahkan masalah dengan  ide yang dimiliki. Mari kita ingat kembali apa arti dari kata Ilmuwan. Berdasarkan Wikipedia Bahasa Indonesia, Ilmuwan (bahasa Inggris: scientist) adalah orang yang ahli atau memiliki banyak pengetahuan mengenai suatu ilmu. 

Karena itu, jika dengan menemukan suatu temuan saja sudah dapat menyebut temuan tersebut sebagai ilmu pengetahuan lalu apakah tiap orang tersebut bisa disebut sebagai ilmuwan pula? 

Jika dilihat kembali para ilmuwan terdahulu seperti  Albert Einstein, Alfred Nobel, Isaac Newton, Bil Gates, dsb. mereka terkenal dengan suatu pengetahuan yang telah mereka cetuskan serta temukan melalui proses yang panjang, salah satu contoh nya adalah kisah dari salah satu ilmuwan terkemuka yakni Albert Einstein. Dari sekian banyak teori yang telah ia kulik, terdapat beberapa penemuan yang di temukan oleh nya namun terdapat 3 penemuan yang umumnya diketahui yaitu Teori Kesetaraan Massa Energi, Bom Atom, serta Teori Relativitas Khusus maupun Umum. Penemuan-penemuan tersebut tidak sekedar dikembangkan begitu saja, karena pada mulanya teori-teori tersebut tidak diterima oleh banyak ilmuwan fisika. Namun, Albert Einstein tetap melakukan pengamatan, penggabungan, dan percobaan yang beberapa ia temukan karena ketidakpuasan nya terhadap suatu teori yang telah ada. Hingga akhirnya saat ini teori-teori yang diciptakan oleh nya telah menjadi pacuan atau landasan dalam penemuan ilmiah lainnya dan telah menjadi ilmu pengetahuan yang tidak lekang oleh waktu.

Dari kisah Albert Einstein dapat di ambil kesimpulan bahwa pengetahuan atau ilmu pengetahuan tidak hadir dan ditemukan begitu saja, yang bahkan tidak semudah itu mendapat pengakuan dari ilmuwan ahli lainnya. Ilmu pengetahuan diciptakan dari berbagai metode pengamatan serta penelitian sebelum benar-benar dianggap sah kebenaran teori nya.


(sumber: https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/download/4579/3996/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun