Kulihat malam ini
Jarum jam terus bergerak
Berdentang tiada henti
Seolah melawanku
Hal yang kutahu tentang waktu
Bahwa ia dapat merubah segalanya
Biru menjadi pekat seperti langit
Walau yang kulihat hanyalah pekat
Aku membatu bersama si sunyi
Hingga aku disambut ramai
Ramai yang diteriakkan dalam kepalaku
Memberitahu hilangnya kamu
Jantungku terluka
Terhunus panah asmara
Waktu mengoyaknya dalam
Menertawakanku dan memori
Waktu itu
Aku pernah bersujud pada waktu
Meminta wajahmu tak hilang
Dari memori indahku
Memori tentangmu
Diubah oleh si waktu
Menjadi sayatan dalam relungku
Menyisakan rintihanku
Andai aku dapat memahamimu
Lebih dalam dari yang terdalam
Waktu pasti tak akan menamparku
Waktu pasti tak akan meludahiku
Aku lelah terus menari
Diatas paku-paku tajam
Rumbai bajuku bahkan tersangkut
Menarikku ke neraka paling dalam
Waktu wujudnya antagonis dalam baitku
Padahal ia menyimpan hal indah
Antara aku dan kamu
Karena aku berbohong
Waktu ingin aku belajar
Waktu ingin aku memperbaiki diri
Akulah antagonis sebenarnya
Waktulah yang kujerat dan kusalahkan
Aku ingin berhenti
Dari pusaran waktu tak berujung
Tapi aku sadar
Waktuku sudah berhenti
Padamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H