Mohon tunggu...
Stephanie Maria Mantiri
Stephanie Maria Mantiri Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menuangkan imajinasi ke dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dahulu

16 Mei 2022   13:43 Diperbarui: 16 Mei 2022   13:49 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dahulu, ketika kau masih mudah digendong oleh si Bunda,
Ketika si Ayah pulang lalu kau hujani lompatan ke pelukannya,
Ingatkah kau seberapa senang kau dengan kehadiran mereka?
Ingatkah kau seberapa besar rasa sayang yang ada di hati kecil saat itu?

Lalu, ketika kau menginjak masa remaja, apa pernah kau berkata "Aku benci ayah" atau "Aku benci bunda"?
Kau menjadi senang ketika mereka berada diluar jangkauanmu, bahagia tak terkekang, lebih baik berkumpul bersama teman tongkrongan

Larut, sudah jam dua belas malam
Kau ditelpon bunda, atas usul ayah diam-diam, kata Bunda "kau pulang jam berapa? Ayah sudah tidur"
Katamu "Biarlah Bunda, aku 'kan sedang kumpul sama teman-teman, biarlah aku menikmati masa remaja lah" dan kau matikan telpon genggam milikmu

Kalut, kau si yang kali ini tidak bisa tidur, karena si buah hati berusia enam belas tahun belum pulang, tepat sebelum tengah malam, kau hubungi dia, tetapi jawabannya buat pikiranmu melayang ke tiga puluh tahun sebelum

Waktu itu, si Bunda pernah bilang "Yasudah, Bunda tidur dulu,kalau ada apa-apa telpon Bunda ya"
Tepat pukul tiga subuh saat pintu kau buka, si Bunda benar tidur, bukan di kasur, tapi di sofa ruang tamu
Pikiranmu semerawut, karena memori berputar di kepalamu

"Aku rindu Bunda, juga rindu Ayah"
Bunda yang sekarang, sudah tidur nyenyak bersama Ayah, yang kali ini tidak pura-pura tidur seperti saat Bunda menelponmu dulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun