Kita ketahui bahwa Indonesia kaya akan suku, ras, agama dan budaya. Namun, masih banyak dari kita memandang hal ini sebagai suatu hal yang menakutkan karna dapat membawa kita pada suatu kondisi yang buruk. Banyak konflik yang berbau ras, suku dan agama khususnya, karena konflik yang berhubungan dengan ini masyarakat sangat sensitif.
Pernahkah kita berpikir apa penyebab konflik ini bisa terjadi ? Perbedaan pandangan setiap manusia itu berbeda-beda tidak ada yang sama. Bagaimana kita bisa mengubahnya ? Banyak orang berpikir untuk menghadapi ini tidak mudah dan kemungkinan untuk mengubah cara pandang dan kondisi ini lebih baik adalah suatu yang sulit bahkan mustahil.
Cobalah kalian berpikir kita semua sama-sama manusia dan diciptakan oleh Tuhan, Tuhan menciptakan perbedaan itu untuk dijadikan indah, di saat kita bertemu dengan Tuhan, Ia tidak pernah pandang kamu berasal dari keluarga keturunan apa, kaya atau miskin, tapi yang Ia lihat hanya karakter,sikap dan perilaku kalian di bumi. Di Indonesia kita mengenal ada masyarakat mayoritas dan minoritas, menyatukan kedua kubu ini memang tidak mudah,dimulai dengan perubahan pola pikir terhadap kubu mayoritas dengan kubu minoritas, namun, kembali lagi kepada masing-masing dari kita. Kelemahan dari kita manusia adalah lebih mudah untuk mengingat perbuatan negatif daripada positif. Kita mudah untuk meberikan label terhadap kaum mayoritas kepada minoritas maupun minoritas terhadap mayoritas.
Ilustrasinya seperti ini, salah satu anggota dari kelompok A mempunyai karakter atau sifat yang kurang baik dan membuat kesalahan dengan salah satu anggota dari kelompok B, seluruh Kelompok B menganggap seluruh kelompok A itu mempunyai sifat yang kurang baik seperti salah satu anggota dari kelompok A, padahal, tidak semua mempunyai karakter atau sifat yang sama, karena karakter atau sifat manusia berbeda.
Masalah di Indonesia, terlalu cepat memberikan label ‘buruk’ inilah yang membuat penyatuan kedua kubu ini menjadi terhambat. Padahal, setiap manusia memiliki sifat, karakter maupun perilaku, sehingga jika masalah ini terjadi cobalah ubah cara pikir kita untuk saling menghargai, mengubah cara pikir bahwa hal yang negatif hanya mampu membuat kita semakin tenggelam dalam rasa benci. Jadi, saat kita menghadapi ini kalian berpikir bahwa setiap masyarakat mayoritas dan minoritas itu sama, itu semua tergantung orang masing-masing bukan menyangkutpautkannya dengan ras,suku dan agamanya. Baik kaum mayotitas atau minoritas, mari kedua kubu ini mengubah pola pikir untuk menjadikan Negara kita lebih baik, kalau bukan di mulai dari diri masing-masing siapa lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H