Inilah Headline Media Alkhairat, edisi hari ini, Kamis (27/1). "DISETUJUI PALU JADI IBUKOTA RI". Alkhairaat adalah salah satu koran lokal berpengaruh di Palu, Sulawesi Tengah. Jangan kaget! Ini baru sebatas respon wacana pemindahan Ibukota saja. Dalam laporannya, media ini mengutip sejumlah figur penting. Judul berita mengacu pengakuan Anggota DPRD Sulteng dari Fraksi Golkar, Yus Mangun. Ketua Komisi II itu mengaku setuju dengan usulan kota Palu sebagai Ibu Kota Republik Indonesia (RI) berikutnya setelah Jakarta. Apalagi, kata Mangun posisi di tengah-tengah wilayah kepulauan RI cukup strategis. Akademisi Universitas Tadulako Fatur Rahman Mansyur ikut mendukung. Palu strategis karena akses yang terbuka dengan daerah lain di sekitarnya. Kata Fatur, "Jarang ditemukan di Indonesia, kota yang mempunyai landscape lengkap, mempunyai pantai, gunung, dataran luas serta sungai yang membelah kota." Sungai Maesa membelah dua kota Palu. Media ini juga mengutip Anggota Dewan Pertimbangakan Presiden, Prof Ryass Rasyid. "Kota Palu juga prospektif," katanya. Jakarta yang menjadi sentral dari semua kegiatan, sudah saatnya berbagi peran dengan kota lain. Ada dua pilihan, ibu kota negara pindah ke provinsi lain, atau memindahkan pusat pemerintah ke provinsi lain. Presdien Sukarno memusatkan pemerintahan di djakata kata Ryass mungkin karena berpikir bahwa Indonesia adalah kelanjutan dari kejaan Belanda. "Kita harus berubah, Indonesia bukan kelanjutan kejayaan Belanda," katanya Secara pengembangan wilayah, Palu sangat memungkinkan untuk pusat pemerintahan. Sebab kondisi Palu saat ini belum menunjukkan pengembangan dari segi Industri. Keterbukaan masyarakat cukup menunjang. Meski begitu, kata Ryass harus ada upaya dan komitment pemerintah untuk mewujudkan itu. Apakah Palu Siap? Sekretaris Propinsi Sulteng Rais Lamangkona mengatakan kondisi Palu akan lebih berkembang seiring dengan dibukana terusan Khatulistiwa di wilayah Pantai Barat Kab Donggala. "Saya pikir Palu cukup strategis, tinggal pengembangan saja." Kata dia, mengapa tidak untuk Ibukota RI jika kita bisa mewujudkan itu? Walikota Palu Rusdi Mastura yang telah menetapkan Palu sebagi Pusat Kebangkitan Ras Melayu, serta menjadi Pintu Gerbang Utama Utara Indonesia (Northernt Gate Indonesia) juga mendukung. "Palu akan menjadi jendela peradaan bagian Timur Indonesia, katanya . Rusdi juga meyakini Palu adalah Atlantis yang hilang. Bagaimana soal keamanan? Kapolda Sulteng Brigjen Dewa Parsana ikut mendukung."Jika ke depan Palu menjadi Ibukota Negara, maka perlu tetap aman. Dan itu adalah sebuah kehormatan bagi kita semua," katanya dikutip Alkhairaat. Budayawan Kaili, Tjatjo Tuan Saichu mengatakan, masyarakat Palu masih perlu melakukan dinamisasi etos kerja. Dengan menjadi ibu kota, budaya politik lokal akan mewarnai budaya politik nasional. Hal itu, kata Tjatjo akan mengubah sistem masyarkat Sulawesi Tengah. Buku David Woodard dari Abad 17 telah menggambarkan jalur pelayaran Batavia (Jakarta), Makassar, Donggala (Palu) Manila (Pilipina) sudah cukup ramai. Sejumlah pihak yakin jika jalur itu direvitalisasi, Selat Makassar bisa menjadi alternatif Selat Malaka, sekaligus mengurangi dominasi negara "Makelar/Broker" Singapura. Dan, bukan tak mungkin kota Palu di selat Makassar akan menjadi the next Jakarta Indonesia. Let's see lha!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H