Mohon tunggu...
Steven Rudy Palit
Steven Rudy Palit Mohon Tunggu... profesional -

Hamba Tuhan, (preaching the gospel) empati terhadap ketidak adilan, berjuang untuk kebenaran yang menuju kepada kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN Amburadul, Tanggung Jawab Siapa?

24 April 2013   15:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:40 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya mengikuti dialog dan mencoba berfikir kritis perihal UN yang sarat dengan masalah. Memang ternyata ada yang janggal mengenai sistem dari UN ini secara menyeluruh. Mulai dari penyusunan soal, standar kelulusan sampai kepada percetakan dan pendistribusian ke daerah-daerah.

Alasan utama dari UN ini di ciptakan dipelopori oleh Jusuf Kala, dengan alasan supaya mutu pendidikan di Indonesia naik (menurut beliau telah terjadi degradasi pendidikan secara menyeluruh di Indonesia) dibandingkan dengan tiga negara tetangga Malaysia, Singapura, Filipina, pendidikan di Indonesia jauh di bawah tiga negara ini, waduh ternyata hanya itu toh alasanya sampai UN ini diciptakan....

Apapun alasan diciptakan UN ini tetap saja menurut saya tidak tepat dan tidak ada signifikansinya, kenapa demikian? karena standar mutu pendidikan di Indonesia bukan hanya ditentukan oleh Ujian Nasional, yang menurut Jusuf Kalla UN adalah menguji apa yang belum diketahui siswa dan diketahui melalui UN dan juga tidak mengapa stress yang penting berhasil dengan hasil yang baik.....wowwww sangat subyektif dan menjadi bahan perenungan kalau alasan seperti ini yang terus dipakai untuk mempertahankan UN (salah satu indikasi).

Saya membuat kesimpulan dari apa yang saya tonton di ILC mengenai UN yang amburadul, yang tidak ada signifikansinya dan memakan uang rakyat begitu banyak (pemborosan), bahwasanya UN memang seharusnya ditiadakan saja dan kembali ditata sistem pendidikan yang lebih baik dengan cara yang tepat dengan lebih mempertimbangkan kemaslahatan orang banyak (khususnya pelajar), dari semua aspek yang berkorelasi dengan pendidikan di Indonesia. UN ini juga sudah melahirkan masalah baru khususnya pemborosan uang negara (baca rakyat) yang di salahgunakan hanya untuk kepentingan demi kepentingan, lihat saja dalam proyek tender percetakan, banyak kejanggalan sehingga lihat saja yang terjadi sampai terjadi penundaan UN hanya karena masalah percetakan dan pendistribusian soal UN ke daerah-daerah. sangat tendensius.

Dengan kata lain "para petinggi" mau menyuarakan Kompetensi tenaga pengajar di Indonesia harus lebih ditingkatkan (baca: belum layak untuk mengangkat standar/mutu pendidikan) agar supaya UN ini bisa ditiadakan, jikalau melihat dari alasan utama UN ini diciptakan, tapi jujur malu kalau memang ini alasan utamanya sehingga muncul Ujian Nasional, berarti pemerintah tidak seirus membangun sistem pendidikan yang baik di Indonesia sehingga mengambil jalan pintas dengan menciptakan Ujian Nasional....{}

just opinion, actual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun