Satu karung penuh berisi rambutan diikat dibelakang sepedanya. Ya sepeda peninggalan almarhum Bapaknya dua tahun lalu, yang menjadi penyemangat Arya mengais rejeki untuk si Mbok yang sakit-sakitan. Sepeda ini lah yang memberikan kehidupan bagi Arya dan si Mbok. Meski lelah, namun selalu ada upah disetiap langkahnya.
Berkat Bu Nafisha, Arya bisa membawa uang lebih banyak dari biasanya. Kayuhan sepedanya sangat ringan, keranjangnya hanya terisi sekantong rambutan manis, seikat bayam dan satu potong tempe pemberian Mak Ijah. Mentari mulai meredup, dan senja menghiasi cakrawala, bocah itu tak pernah menyerah, terus mengayuh sepeda mencari sesuap nasi, terus bertahan menjalani hidup. Dan sepeda tua itu menjadi saksi bisu perjuangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H